REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah pendonor darah di Indonesia saat ini baru sebesar 1,5 persen. Padahal, World Health Organization (WHO) menetapkan standar jumlah pendonor minimal 2,5 persen dari total populasi.
Di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, jumlah pendonornya sudah mencapai 4 persen. Sementara Amerika Serikat sudah mencapai 7 persen.
Bendahara umum Palang Merah Indonesia (PMI), Suryani Motik mengatakan untuk meningkatkan jumlah pendonor, PMI terus melakukan berbagai upaya untuk menjadikan donor darah sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat.
"Pertama kita sosialisasikan bahwa donor itu sehat," ujar Suryani dalam kegiatan donor darah di Wisma Bumiputera, Senin (18/2).
Selain itu, lanjut Suryani, PMI juga berusaha meningkatkan infrastruktur demi memudahkan orang yang ingin berdonor darah, salah satunya dengan menambah jumlah mobil donor darah.
Suryani mengatakan, PMI menargetkan memiliki 100 unit mobil donor darah. "Saat ini kita baru punya 80 unit," jelas dia.
Ia juga mengimbau agar kegiatan donor banyak dilakukan saat bulan puasa. Hal itu, menurut Suryani, bisa dilakukan misalnya satu jam menjelang acara buka puasa bersama.
Karena, kata dia, saat bulan puasa tingkat kecelakaan tinggi sementara orang yang donor darah sedikit. "Kita selalu kekurangan darah saat bulan puasa," tuntasnya.