Rabu 13 Feb 2013 14:53 WIB

Satu Yayasan di Plered Didik dan Bekali Agama Anak Yatim Lokal

Rep: Ita Sri Winarsih/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sejumlah anak yatim tengah belajar mengaji di sebuah panti asuhan (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supri
Sejumlah anak yatim tengah belajar mengaji di sebuah panti asuhan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,PUWAKARTA--Yayasan Hikmatul Musthofa, yang berlokasi di Desa Warungkandang, Kecamatan Plered, Purwakarta, memiliki keunikan tersendiri dibanding yayasan lainnya. Lembaga ini, lebih memilih merangkul anak-anak yatim dan piatu.

Anak-anak tersebut, diasuh, dididik, dan dibesarkan seperti layaknya anak sendiri. Mereka disekolahkan sesuai dengan kemauan masing-masing.

Tak hanya itu, anak-anak tersebut juga harus mengikuti kegiatan agama. Pasalnya, pendidikan agama menjadi pondasi bagi kehidupan mereka. Supaya, kelak anak-anak tersebut tumbuh menjadi anak yang berakhlak mulia.

Nani Adah Sa'adah (65 tahun), pemilik Yayasan Hikmatul Musthofa, mengatakan, lembaganya tersebut sudah berdiri sejak 16 tahun yang lalu. Awalnya, Nani tak berniat membuat yayasan. Hatinya tergerak ketika melihat banyan anak yatim dan piatu yang tak terurus.

Naluri keibuannya bangkit. Kemudian, dia membawa anak-anak itu untuk dirawat di rumahnya. "Mereka, saya anggap anak sendiri," ujarnya, kepada Republika, Rabu (13/2).

Tadinya, anak-anak yang diasuh ini hanya tiga kakak beradik. Mereka diasuh dari umur empat tahun. Selain memberi kebutuhan sandang dan pangan, anak-anak ini juga diberikan kebutuhan terhadap pendidikan. Seperti, pendidikan umum dan agama. Bahkan, pendidikan agama lebih ditekankan. Mereka harus belajar mengaji dan ibadah lainnya sejak usia dini.

Sehingga, sejak usia dini anak-anak ini sudah diajarkan tentang perilaku yang baik. Dengan harapan, kelak nanti mereka dewasa, bisa menjadi kalifah yang berakhlak mulia.

Seiring dengan berjalannya waktu, anak asuh Nani ini bertambah banyak. Rumahnya yang kecil, tak bisa menampung anak-anak ini. Makanya, Nani berpikir keras supaya bangunan untuk menampung anak-anak tersebut bertambah. Akhirnya, dibuatlah asrama, masjid, lembaga pendidikan TK dan SD.

"Itu semua berkat kebaikan Allah SWT. Allah memberi rezeki melalui tangan para dermawan," ujarnya.

Kini, anak-anak yang sudah tak memiliki ibu serta bapa ini, hidup berdampingan. Mereka, digolongkan berdasarkan usianya. Ada usia TK, SD, SMP dan SMA.

Mereka, seperti satu keluarga. Anak-anak ini, tidur di asrama khusus. Sepulang sekolah, mereka bisa melanjutkan aktivitas di madrasah, masjid. Namun, ada juga anak-anak yang berisitirahat di pekarangan milik yayasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement