Rabu 09 Jan 2013 12:51 WIB

IPW: Ancaman Keamanan Akan Semakin Marak di 2013

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Hazliansyah
Ketua Prisidium Indonesian Police Watch, Neta S pane (kiri), mantan pengacara KPK Ahmad Rifai (kanan) berbicara saat diskusi
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Prisidium Indonesian Police Watch, Neta S pane (kiri), mantan pengacara KPK Ahmad Rifai (kanan) berbicara saat diskusi "Apa Kabar 100 Hari KPK" di gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja Polri dalam menjaga keamanan Indonesia selama kurun waktu 2012 dinilai mengecewakan.

Dengan ketidakberdayaan Polri ini, Indonesia Police Watch (IPW), menilai, ancaman keamanan Indonesia pada 2013 akan semakin meningkat.

"IPW memprediksi konflik, kerusuhan, dan ancaman keamanan lain akan semakin marak, mengingat 2013 adalah masa persiapan menjelang pemilu dan pilpres 2014," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane dalam siaran pers kepada Republika, Rabu (9/1).

Neta menambahkan keamanan Indonesia selama 2012 tergolong rawan karena terjadi konflik dan kerusuhan di sejumlah daerah dari Aceh sampai Papua. Konflik dan kerusuhan tersebut menyebabkan sebanyak 154 orang tewas dan 217 orang mengalami luka-luka.

Dari jumlah tersebut beberapa di antaranya terdiri dari dua orang personel brimob dan satu orang anggota TNI tewas dan masing-masing enam orang dari TNI dan Polri mengalami luka-luka.

Bentrokan paling parah terjadi di Kalianda, Lampung pada 27 dan 29 Oktober 2012. Dalam insiden itu 14 orang tewas dan sembilan orang mengalami luka. Selain itu, 166 rumah, 11 motor dan dua gedung sekolah, satu unit mobil dan dua unit motor polisi serta 26 rumah polisi dirusak massa.

Bentrokan terakhir terjadi di Denpasar, Bali pada 31 Desember 2012. Bentrokan menjelang pergantian tahun itu menyebabkan satu orang tewas.

Di tahun 2012, Polri sebagai garda terdepan penjaga keamanan di negeri ini seakan tidak berdaya. Bentrokan terjadi dan meluas tanpa bisa diatasi Polri. Untuk itu Presiden sebagai institusi yang membawahi Polri, lanjut Neta, perlu mengevaluasi kinerja Polri.

"Untuk itu Polri perlu mempersiapkan diri dengan memaksimalkan intelijen dan Babinkamtibmas untuk melakukan deteksi dini serta antisipasi," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement