REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN-- Sebanyak 1.118 ekor itik ditemukan mati mendadak di sejumlah sentra peternakan unggas Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Seluruhnya dinyatakan positif terinfeksi virus flu burung.
Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan, Pertanian, dan Kelautan Kota Pekalongan, Fitria Kurniawati, di Pekalongan, Sabtu (29/12) , mengatakan, dari hasil pemeriksaan sampel itik mati yang dikirim ke Balai Besar Veteriner Yogyakarta, sudah dinyatakan positif terinfeksi virus flu burung.
Menurut dia, beberapa daerah sentra peternakan itik yang rawan terjadinya penyebaran virus flu burung, antara lain Desa Kelurahan Degayu Kecamatan Pekalongan Utara sebanyak 123 itik, Kelurahan Gamer (895 itik), dan Duwet Kecamatan Pekalongan Selatan sebanyak 100 itik.
"Dari hasil pendataan selama November 2012, kami telah mendapatkan laporan adanya ditemukan sekitar 1.118 itik mati mendadak," katanya. Ia mengatakan bahwa untuk mengantisipasi penyebaran virus flu buruang (Avian Influenza) terhadap unggas, Pemkot terus mengintensifkan penyemprotan disinfektan pada sejumlah lokasi yang berpotensi terjadinya pemyebaran virus AI.
Selain itu, katanya, Pemkot Pekalongan juga membuka posko flu burung sebagai upaya memberikan kemudahan pada para peternak itik yang membutuhkan disinfektan secara gratis.
Ia juga meminta para peternak secara rutin membersihkan kandang dari kotoran, memberikan vitamin, dan tidak mencampurkan unggas yang sakit dengan itik yang kondisinya sehat.
"Kami juga mengingatkan pada peternak jangan mengembalakan itiknya ke areal persawahan dan keluar daerah. Lebih baik itik digembalakan di kandang dengan kondisi lingkungan yang bersih dan sehat," katanya.