Jumat 14 Dec 2012 15:55 WIB

Ini Alasan Indonesia Banjir Singkong Impor

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Mansyur Faqih
Panen Singkong
Foto: fikiri adin/antara
Panen Singkong

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah singkong impor di Indonesia terus meningkat. Ini karena rendahnya kapasitas pengolahan singkong menjadi tapioka. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total impor singkong pada tahun ini hingga Oktober 2012 sebesar 13.300 ribu ton dengan nilai  3,4 juta dolar.

Menurut Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, ada beberapa alasan lain kenapa singkong impor membanjir. “Kita menelisik apakah ini ada dumping, ada tindakan tidak fair dari negara pengeskpor,” kata Bayu di Jakarta, Jumat (14/12).

Tak hanya itu, lanjutnya, ada juga kemungkinan kesalahan pencatatan kode harmonized system (HS) di Bea Cukai. Yaitu, adanya kemungkinan impor terigu namun tercatat sebagai impor tapioka mengingat warna kedua produk itu mirip.

Kemungkinan lain, kata Bayu disebabkan karena adanya pengalihan harga mengingat nilai jual tepung jagung yang cukup tinggi. Sehingga membuat Indonesia mengimpor tapioka dalam jumlah lebih banyak. 

Di beberapa industri, tepung terigu, tapioka dan maizena menjadi komoditas substitusi. Jika salah satu mengalami kenaikan akan berdampak pada permintaan komoditas lainnya.

“Fundamentalnya adalah kita punya singkong, punya industri pengguna tepung tapioka, tapi kurang pengolahannya. Industri kapasitasnya masih terbatas,” lanjutnya.

Pada 2007, Indonesia mengimpor sekitar 300 ribu ton tapioka. Angka impor ini menurun pada 2008 menjadi 160 ribu ton. Baru pada 2009 naik lagi sebanyak 170 ribu ton tapioka impor. 

Pada 2010 impor kembali melonjak hingga 290 ribu ton. Pada 2011, Indonesia mengimpor  435 ribu ton. Pada tahun ini juga Indonesia sempat mengekspor singkor mencapai 80 ribu ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement