REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Dinas Peternakan (Disnak) Jawa Timur (Jatim) mengklaim kasus kematian ribuan itik di tiga wilayah, Blitar, Kediri dan Tulungagung November lalu telah terkendali. Kondisi itu dilaporkan setelah langkah pencegahan cepat yang diambil tim Disnak Jatim di lapangan.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnak Jatim, Drh. Emmylia mengatakan, tim PDSR (Participatory Disease Surveillance Responsif) yang dibentuk Disnak bekerja cepat melakukan tindakan pencegahan penularan virus lebih lanjut ke itik yang lain. "Kami yakin tidak ada kematian itik secara besar-besaran lagi setelah ini," ujarnya kepada Republika, Kamis (13/12).
Disnak pun telah melakukan sterilisasi terhadap unggas di wilayah temuan kasus kematian itik. Termasuk diantaranya melakukan pembatasan lalu lintas unggas dari dan ke wilayah tersebut. "Kita sudah lakukan depopulasi bagi unggas yang sakit, sedangkan unggas yang sehat hanya diberi vaksin tambahan," terangnya.
Dengan begitu, imbuhnya, bisa dipastikan tidak penyebaran virus flu burung ini tidak akan menyebar ke wilayah lain. Dan kematian itik atau pun unggas lain dapat dikendalikan. "Selama kematian itik tidak terlampau besar kami tidak menyatakan itu perlu penanganan ketat," katanya.
Akan tetapi peternak itik masih khawatir, karena walaupun tidak ada kematian itik besar-besaran, kematian itik di beberapa wilayah masih saja terjadi. Salah sorang peternak itik di Desa Tegalan, Kecamatan Kandat Kediri, Agung Widodo mengaku khawatir dengan kematian itiknya yang terjadi hampir setiap hari selama awal Desember.