Senin 10 Dec 2012 07:24 WIB

Pascakonflik, Ekonomi Warga Seret

Sejumlah anak korban kerusuhan sedang bermain di halaman SDN 3 Balinuraga, Waypanji, Lampung Selatan, Selasa (6/11).
Foto: Antara/Kristian Ali
Sejumlah anak korban kerusuhan sedang bermain di halaman SDN 3 Balinuraga, Waypanji, Lampung Selatan, Selasa (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Warga Balinuraga mengalami kelesuan ekonomi pascakonflik di desa tersebut.

Hal ini diungkapkan Wayan Dastra (50), warga Balinuraga, Kecamatan Way Panji, Lampung Selatan. Pria ini mengaku tidak bersemangat lagi menggarap ladangnya.

"Dalam konflik itu, rumah saya hancur, uang sebesar Rp 65 juta hilang, tiga laptop hilang, tiga televisi terbakar dan pendingin juga hancur," tuturnya.

Selain kehilangan harta benda, Wayan juga kehilangan 350 ton gabah kering hasil keringatnya sendiri.

"Sampai sekarang gabah kering yang ada di teras rumah masih mengeluarkan asap sisa pembakaran. Beberapa kali sudah saya siram dengan air, tapi gabah itu terus saja berasap," ujarnya.

Ia menambahkan, akibat kerusuhan itu, dirinya mengaku tak bersemangat mengais rezeki melalui bertani. "Rasanya saya sudah putus harapan, susah payah saya membajak sawah, hasilnya habis terbakar."

Sekalipun mengalami kelesuan ekonomi, Wayan dan keluarga berusaha bangkit dari keterpurukan itu. "Prinsip saya satu, mencari uang untuk pendidikan anak-anak. Saya bersyukur anak-anak sudah bisa mandiri, mereka bekerja sebagai perawat dan PNS," kata dia.

Ia berharap perdamaian yang pernah terjalin antarkedua desa dan suku benar-benar perdamaian abadi. "Jangan lagi ada keributan yang kami sendiri tidak tahu masalahnya, tapi tiba-tiba hancur segalanya."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement