REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta memberangkatkan lima warga difabel, ke Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (7/12). Warga tersebut, akan belajar membuat kaki palsu, di salah satu seniman difabel. Setelah sepekan yang lalu, mereka diukur kakinya untuk mendapatkan kaki palsu.
Aep Saepudin, salah satu warga difabel asal Kecamatan Sukatani, mengatakan, pelatihan ini seharusnya berlangsung selama 10 hari. Namun, Purwakarta ini akan melaksanakan Pilkada pada 15 Desember nanti, maka warga yang ikut ke Mojokerto akan pulang sebelum pencoblosan.
"Saya ingin ikut pelatihan, tapi ingin memberikan hak pilih saya," kata Aep, kepada Republika, di Purwakarta, Jakarta (7/12).
Untuk itu, pelatihan ini sepertinya akan berakhir sebelum pencoblosan digelar. Pelatihan ini, sengaja dilakukan untuk mentransfer ilmu pembuatan kaki palsu. Mengingat, di Purwakarta banyak kaum difabel. Yang terdata oleh pemkab saja mencapai 27 orang. Belum, yang tak terdata.
Kaum difabel ini, mengharap bisa beraktivitas sebagaimana mestinya. Yaitu, bisa beridiri di atas kedua kaki. Meskipun kaki itu palsu. Untuk itu, lima warga ini bersedia mengikuti pelatihan. Supaya, kaum difabel di Purwakarta kedepan akan memiliki harapan untuk memperoleh kaki palsu. Tanpa, harus jauh-jauh membeli ke Mojokerto.
Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, biaya untuk kaum difabel yang belajar ke Mojokerto di tanggung sama pemkab. Untuk operasional masing-masing mendapatkan bantuan Rp 2 juta. "Bantun tersebut, belum termasuk tiket kereta," kata Dedi.
Selain itu, nanti bila mereka akan berwirausaha, pemkab siap memberikan bantuan modal. Besaran itu bervariasi. Tentunya, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.