REPUBLIKA.CO.ID, PADANG – Kajian atau perencanaan wilayah dalam kegiatan pembangunan merupakan suatu keharusan dalam mengantisipasi kerawanan terhadap bencana alam.
Perencanaan ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengelola pengembangan berbagai potensi sumberdaya alam dan juga antisipasi terhadap kerawanan terhadap bencana alam yang mungkin terjadi pada suatu wilayah.
“Potensi dan kerawanan terhadap bencana merupakan salah satu spesifikasi yang dimiliki setiap daerah. Karena itu, dalam perencanaan wilayah, yang pertama perlu dilakukan adalah membaginya atas spesifikasi karakteristiknya,” kata Peneliti Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota dari Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Hamdi Nur, Senin (12/11).
Wilayah dilihat secara ekologis memiliki keragaman secara horizontal dan secara vertikal. Keragaman secara horizontal terkait dengan perbedaan bentang alam/bentuk lahan, tubuh tanah dan litologi yang skalanya dapat dibagi dari tingkat terkecil.
“Sedangkan keragaman vertikal terkait dengan iklim, vegetasi, fauna dan manusia yang beraktifitas di suatu wilayah,” kata Hamdi.
Pada sisi lain, wilayah juga dapat dibagi atas berbagai satuan lahan berdasarkan kesamaan karakteristik horizontalnya dan isinya yang merupakan satuan atribut secara vertikal. Pengertian lahan di sini adalah totalitas karakter dari suatu bagian permukaan bumi yang terdiri atas bentuk lahan, tanah, dan vegetasi serta fauna.
Salah satu pendekatan dalam pembagian wilayah adalah berdasarkan karakteristik fisiografis yaitu, pembagian permukaan bumi atas satuan morfologi yang memiliki kesatuan karakteristik bentuk lahan pada skala tertentu.
Satu satuan fisiografi, kata Hamdi, terjadi karena proses pembentukan dan tahapan perkembangan wilayah sepanjang waktu. Dengan demikian, satu satuan fisiografi terdiri dari tiga unsur, yaitu bentuk lahan, proses geologi, dan tahapan perkembangan suatu wilayah.