Selasa 09 Oct 2012 18:51 WIB

Palyja Kucurkan Ratusan Miliar Per Tahun Atasi Kebocoran

Rep: Rachmita Virdani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 Petugas memperbaiki pipa air yang bocor milik PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) di Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/10).
Foto: Yasin Habibi
Petugas memperbaiki pipa air yang bocor milik PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) di Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-– PT PAM Lyonnase Jaya (PALYJA) menyatakan telah mengeluarkan dana Rp 100 miliar hingga Rp 300 miliar pertahunnya untuk atasi kerusakan pipa. Dana tersebut digunakan baik untuk  mengganti pipa dan mendeteksi kerusakan pipa.

Untuk bulan ini Corporate Comunications and Social Responsibilities Head Meyritha Maryanie, mengklaim ada 5000 titik kebocoran pipa yang terjadi di wilayah kerja PALYJA. Sementara total perbaikan pipa pada tahun lalu mencapai 50.000 titik kebocoran.

"Kalau total untuk tahun ini saya belum tahu,"ujarnya di Kantor PALYJA, Jalan Penjernihan, Jakarta Pusat, Selasa (9/10).

Meskipun begitu, ia menegaskan kebocoran umum terjadi pada pipa-pipa ukuran kecil. Pada 2010, pihaknya telah melakukan perbaikan kebocoran di 40.000 titik, dan pada tahun sebelumnya sekitar 20.000 titik.

“Pipa-pipa yang umumnya mengalami kebocoran ukurannya kecil seperti 400 milimeter. Sementara untuk kebocoran pada pipa ukuran besar baru terjadi saat ini (di Kebon Sirih), setelah kebocoran pipa di Kalimalang tahun lalu. Pernah juga terjadi kerusakan pipa karena terkena paku bumi, di Pejompongan,” paparnya.

Memang sebelumnya dari hasil identifikasi yang dilakukan kemarin di Jalan Kebon Sirih ditemukan kebocoran pipa karena retak yang diakibatkan tekanan air dan juga tekanan kendaraan bermotor yang melalui jalan tersebut. Selain itu pipa primer tersebut sudah tua, yaitu dibangun sejak tahun 1955.

Pipa yang tertanam 1,5 meter dari permukaan tanah ini dengan ukuran 900 milimeter, tidak kuat menahan beban kendaraan bermotor yang melintasi Jalan Kebon Sirih setiap harinya. Keretakan pun timbul dan lama kelamaan mengakibatkan kebocoran pipa.

Terkait kerugian yang dialami Palyja akibat kebocoran ini, Meyritha menegaskan belum menghitung kerugian tersebut. Kerugian yang terbesar dialami Palyja adalah imej buruk banjir di kawasan protokol diakibatkan pipa Palyja yang bocor.

"Image akibat banjir di dua kawasan tersebut tidak bisa dihitung dengan uang," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement