Rabu 19 Feb 2020 13:07 WIB

Indonesia Kekurangan Tenaga Ahli Bidang Air Bersih

Pembentukan SDM yang berkompeten harus lebih diutamakan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus Yulianto
 Presiden Direktur PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja),  Robert Rerimassie saat memberikan materi di acara Journalist Workshop
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Presiden Direktur PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), Robert Rerimassie saat memberikan materi di acara Journalist Workshop

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Indonesia, saat ini, masih kekurangan tenaga ahli dalam bidang air bersih. Hal ini menyebabkan pelayanan air bersih dengan sistem perpipaan masih belum efektif. 

"Kita pelaku industri. Kesulitan kita adalah keahlian di dalam bidang tenaga air bersih sama sanitasi," kata Presiden Direktur PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), Robert Rerimasie di Akademi Teknik Tirta Wiyata (Akatirta), Magelang, Selasa (18/02). 

Robert mengatakan, saat ini, dibutuhkan setidaknya 200 ribu tenaga ahli bidang air bersih dalam melayani seluruh penduduk di Indonesia. Namun, yang ada sat ini hanya sekitar 55 ribu tenaga ahli. 

"Di Palyja sekarang tenaga aktif itu hanya 2.000 dan itu untuk pelayanan yang hanya setengah juta penduduk. Kalau kita bicara sekarang untuk 250 juta (penduduk Indonesia) berarti diperlukan teknisi di bidang air itu sekitar 200 ribu (tenaga ahli)," ujar Robert.

Untuk itu, perlu adanya upaya dalam rangka menciptakan tenaga ahli dalam bidang air di Indonesia. Tidak hanya pemerintah, pihak swasta pun harus melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), salah satunya melalui pengembangan pendidikan yang fokus dibidang air bersih. 

"Saya perkirakan sekitar 120 ribu (tenaga ahli) tambahannya. Dan itu harus ahli kalau kita bicara seluruh orang Indonesia ini dilayani oleh air bersih dengan sistem perpipaan," ujarnya. 

Menurut Robert, untuk melayani seluruh penduduk Indonesia akan air bersih, tidak hanya bisa dengan mengucurkan dana yang besar. Namun, pembentukan SDM yang berkompeten harus lebih diutamakan. 

"Walaupun pemerintah dan swasta mengucurkan banyak uang pun, kalau tidak ada SDM-nya tidak ada gunanya," jelas Robert. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement