Kamis 11 Feb 2021 20:17 WIB

Studi: Tenaga Ahli DPR-RI Masih Lemah dalam Kontrol Kerja 

Studi doktoral UNJ menyebut tenaga ahli DPR RI masih lemah kontrol kinerja

Studi doktoral UNJ menyebut tenaga ahli DPR RI masih lemah kontrol kinerja. Suasana rapat paripurna DPR.  (ilustrasi)
Foto: Antara/Reno Esnir
Studi doktoral UNJ menyebut tenaga ahli DPR RI masih lemah kontrol kinerja. Suasana rapat paripurna DPR. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Hasil riset mahasiswa doktoral Universitas Negeri Jakarta menyebutkan tenaga ahli (TA) DPR-RI masih lemah dalam hal kontrol kerja, memotivasi diri, dan belum memiliki ide kraeatif.

Penelitian ini  berhasil dipertahankan dalam sidang terbuka sidang doktoral Moch Aly Taufiq pada Rabu (10/2) di Program Studi Manajemen Sumberdaya Manusia Universitas Negeri Jakarta. Tiga hal tersebut terbukti lemah dengan memiliki skor di bawah rata-rata.

Baca Juga

Padahal, menurut Taufiq, begitu akrab disapa, padahal posisi TA sebagai suporting system sangat menentukan kinerja DPR RI. TA merupakan tenaga non PNS yang ahli di bidangnya dan sesuai disiplin ilmunya agar bisa membantu tugas-tugas anggota dewan dan pelaksanaan tugas-tugas alat kelengkapan dewan, dan fraksi. 

Tenaga Ahli bertugas membantu DPR RI menyusun dan mengusulkan draf Undang-Undang, memberi rekomendasi kepada pemerintah, dan juga memberi masukan kepada DPR RI terkait pengawasan anggaran.   

Menurut  Taufiq, temuan statistik ini diperkuat dengan fakta di lapangan, selama ini kualitas pelayanan tenaga ahli kurang dikontrol Sekretariat Jenderal DPR RI secara sistemik, mekanisme kontrol kinerja Tenaga ahli seutuhnya diserahkan kepada masing-masing anggota DPR RI sebagai user.

“Dengan demikian setiap anggota DPR RI tentu mempunyai standar yang berbeda-beda, ada yang ketat dan ada yang longgar,” ujar dia, di Jakarta, Kamis (11/2)  

Oleh sebab itu, Taufiq mengatakan penelitian ini merekomendasikan agar Setjen DPR RI membuat sistem kontrol kerja yang baik, dengan demikian kualitas pelayanan Tenaga Ahli dapat dievaluasi secara kelembagaan, bukan individu anggota DPR RI.  

Taufiq menjelaskan secara stattistik juga terbukti sebagian besar TA memiliki kelemahan pada responsiviness, persiapan pendukung kerja, mengelola emosi, dan dapat bekerjasama. 

Kendati demikian, Taufiq juga menyimpulkan sebagian besar TA juga memiliki beberapa hal yang sudah baik dan perlu di pertahankan seperti assurance, reliability, persiapan kerja, tanggungjawab kerja, membina hubungan dengan orang lain, bersikap loyal, dan konsisten dalam bertindak. 

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif analisis structural equation model (SEM) dipadukan dengan importance-performance analysis (IPA), mengambil sempel sebanyak 325 TA DPR RI yang bertugas di gedung DPR RI Senayan.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement