Selasa 25 Sep 2012 12:12 WIB

Kemungkinan Batal, Rapat antara DPR, KPK, Polri dan Kejagung

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sejumlah anggota Komisi III DPR-RI saat menyimak penjelasan calon pimpinan (capim) KPK dalam fit and proper test di gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Foto: Antara/Andika Wahyu
Sejumlah anggota Komisi III DPR-RI saat menyimak penjelasan calon pimpinan (capim) KPK dalam fit and proper test di gedung DPR, Senayan, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Rencana Komisi III DPR  menggelar rapat koordinasi pemberantasan korupsi antara KPK, Mabes Polri, dan Kejaksaan Agung hari ini terancam batal. Kemungkinan itu terkait meninggalnya Kabiro Hukum KPK, Khaidir Ramli. "Diundur," kata Ketua Komisi III Gede Pasek Suardika, Selasa (25/9).

Pasek menyatakan dirinya mendapat informasi pimpinan KPK akan bertakziyah ke rumah duka, Khaidir Ramli. Ketimbang kurang efektif maka rapat kemungkinan besar akan ditunda. Di saat yang sama Pasek juga mengatakan rencana memundurkan rapat dari pukul 10:00 WIB ke pukul 15.00 WIB kemungkinan tidak berarti banyak. Pasalnya pada jam tersebut Kejaksaan Agung sudah dijadwalkan menggelar rapat bersama Wakil Presiden.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi III, Tjatur Sapto Edy menyatakan rapat kordinasi hari ini sebenarnya merupakan rapat koordinasi lanjutan. Dia mengatakan selama ini koordinasi antara KPK, Polri, dan Kejagung kurang optimal.

Dia mencontohkan soal penanganan kasus korupsi Korlantas. Dalam kasus tersebut tak bisa dimungkiri ada tarik-menarik kewenangan antara KPK dan Mabes Polri. Padahal yang namanya lembaga penegak hukum semestinya bersinergi dan saling mendukung. "Kalau ada koordinasi yang baik tidak akan seperti ini. Kalau berkelahi sendiri, capek sendiri, orang bertepuk tangan," ujarnya.

Wakil Ketua Komisi III lainnya, Nasir  Djamil mengatakan rapat koordinasi KPK, Polri, dan Kejagung sedianya juga akan membahas langkah Polri menarik 20 penyidiknya dari KPK. "Kami akan mempertanyakan sikap Polri yang tetap bersikukuh ingin penyidiknya kembali," ujar Nasir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement