Selasa 25 Sep 2012 08:17 WIB

Tawuran Bukti Lemahnya Pendidikan Akhlak di Sekolah

Rep: Indah Wulandari/ Red: Hazliansyah
Pelajar yang terlibat tawuran ditahan petugas kepolisian beserta barang bukti. (Ilustrasi)
Foto: Antara
Pelajar yang terlibat tawuran ditahan petugas kepolisian beserta barang bukti. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PKS, Ahmad Zainuddin, menyesalkan tawuran antarpelajar yang menimbulkan korban jiwa seperti halnya yang terjadi pada Senin (24/9) siang di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan.

"Ini mengindikasikan betapa lemahnya pendidikan Akhlak dan budi pekerti terhadap siswa di sekolah,” tegas Zainuddin, Selasa (25/9).

Dalam pandangan Zainuddin, pemerintah terkesan kurang serius dalam upaya pembinaan akhlak siswa, pasalnya pendidikan agama di sekolah sangat minim yang hanya dua jam pelajaran. Akibatnya untuk mewujudkan siswa yang berakhlak mulia sulit untuk diterapkan.

Sebagian sekolah akhirnya menambah program ekstrakurikuler berupa rohis dan mentoring. Namun Zainuddin sangat menyayangkan jika aktivitas rohis di sekolah ini oleh sebagian pihak justru dikaitkan dengan tindak teroris. "Coba kalau para pelajar itu ikut semua program rohis, pasti tidak akan terjadi seperti ini," ungkapnya

Politisi dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta I ini menegaskan bahwa pemerintah harus mengkaji ulang implementasi pendidikan karakter dan budi pekerti di sekolah. Ia juga berharap orang tua dan sekolah harus selalu memberikan pengawasan dan juga pemahaman agama yang benar kepada anak agar dapat terhindar dari tindak anarkis.

Lingkungan masyarakat, menurut Zainuddin, juga diharapkan proaktif dalam upaya mencegah perkelahian pelajar itu lebih dini.

Zainuddin meminta aparat kepolisian untuk menindak tegas setiap aksi anarkis dan premanisme yang terjadi termasuk tawuran pelajar ini. “Jangan biarkan kejadian ini terulang dan bertambah luas, agar tidak jatuh lagi korban lain,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement