REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wacana kepala daerah dipilih kembali oleh DPRD belakangan ini menguat. Partai Nasional Demokrat (NasDem) dengan tegas kembalinya regulasi lama tersebut dalam pesta demokrasi di tingkat daerah
Hal itu disampaikan Sekretaris Majelis Nasional Partai NasDem Jeffrie Geovanie kepada pers di Jakarta, Senin (17/9). Jeffrie mengemukakan pilkada langsung tetap menjadi pilihan terbaik karena mewakili suara ril dari rakyat.
"Sebagai institusi partai, NasDem sampai saat ini tetap mendukung pelaksanaan pilkada secara langsung sebagai pilihan terbaik dari sejumlah pilihan buruk yang lain," ujarnya.
Usulan agar pilkada langsung dihentikan muncul dalam munas alim ulama dan konferensi besar Nahdlatul Ulama (NU) di Cirebon. NU merekomendasikan kepada pemerintah untuk menghentikan pilkada langsung itu karena lebih banyak kerugiannya dibandingkan manfaat yang ingin diperoleh.
Menurut Jeffrie, Nasdem sendiri menghormati usulan dan ajakan ulama mengingat banyak konsekuensi negatif dari pilkada langsung, terutama karena memakan biaya politik yang banyak dan menciptakan konflik sosial.
Namun, ia menambahkan, pilkada langsung masih merupakan pilihan tepat karena asas langsung, umum, bebas, rahasia tercakup dan merepresentasikan pilihan ril dari rakyat sendiri.
Sementara jika ada efek negatif, hal tersebut terjadi karena pemahaman politik warga dan peserta pilkada masih mementingkan ego sektoral. "Maka masih perlu pendidikan politik agar warga dan peserta cerdas. Yang perlu diperbaiki adalah kedewasaan partai, peserta dan rakyat dalam berpolitik," ujarnya.
Lebih lanjut mantan anggota Komisi I DPR RI itu mengatakan bahwa pilkada langsung bisa tetap dilaksanakan dengan sejumlah catatan, yakni partai harus benar-benar berbenah diri, memiliki kader-kader yang berdedikasi dan berintegritas serta menjamin terjadi regenerasi pemimpin berkualitas.