Selasa 28 Aug 2012 21:28 WIB

Menag: Kondisi Anak Indonesia Masih Memprihatinkan

Menag Suryadharma Ali memberikan bingkisan kepada anak anak yatim piatu dan anak berkebutuhan khusus dalam Tasyakuran HAN (23/8/2012) di Kantor Kemenag.
Foto: dok-Kemenang
Menag Suryadharma Ali memberikan bingkisan kepada anak anak yatim piatu dan anak berkebutuhan khusus dalam Tasyakuran HAN (23/8/2012) di Kantor Kemenag.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama, Suryadharma Ali mengakui kondisi anak-anak Indonesia memang masih memprihatinkan. Profil Anak Indonesia pada 2011 menunjukan masih ada 8,12 persen anak-anak usia 5-17 tahun tidak sekolah. Bahkan sekitar 9,30 persen anak Indonesia belum pernah merasakan pendidikan.

Menag menjelaskan, anak-anak juga masih saja mengalami aneka tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. Dan ini menunjukan isu tentang anak-anak Indonesia yang menjadi konsesus nasional belum direalisasi sepenuh hati.

Meski demikian, di sisi lain perhatian sejumlah komponen bangsa ini terhadap anak-anak Indonesia sudah nampak. Bahkan kalangan perusahaan ikut serta. "Sejauh ini misalnya, kalangan pengusaha membentuk Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI), untuk memperteguh perlindungan dan pemenuhan hak-hak terhadap anak," kata Menag.

Perhatian sejumlah komponen bangsa terhadap anak Indonesia memang tengah menggeliat. Apalagi bermunculannya siswa-siswa Indonesia yang dipandang dunia. Di bidang sains dan teknologi misalnya, anak-anak dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah/SD sampai Madrasah Aliyah/SMU, menjadi jawara perlombaan bidang tersebut di kancah global.

Sadar ukuran kemajuan sebuah negeri bukanlah pada hasil, tapi pada proses dan progres yang ada, maka prestasi anak-anak yang sudah ada tersebut membutuhkan konsesus yang lebih serius lagi. Upaya itu agar mampu memompa semangat Indonesia menuju prestasi yang lebih besar.Dan sambil membenahi kekurangan dan kesalahan pengelolaan yang ada, jangan sampai terulang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement