Senin 27 Aug 2012 14:42 WIB

IPW: MUI-Polri Diminta Mediatori Kedua Pihak di Sampang

Rep: Umi Lailatul/ Red: Dewi Mardiani
Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Neta S Pane
Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Neta S Pane

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Police Watch (IPW) menyayangkan terjadinya konflik berdimensi agama di Sampang, Madura, Jawa Timur, pada Ahad (26/8). Karena itu, IPW meminta kepada pihak terkait untuk segera mengusut tuntas kasus tersebut. ‘’Saya sangat menyayangkan terjadinya kembali konflik berdimensi agama. Setelah sebelumnya Ahmadiyah, kejadian serupa terjadi lagi,‘’ kata Neta S Pane, Presidium IPW, Senin, (27/8).

IPW berharap agar Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Timur, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Polri untuk bertindak sebagai mediator. Ketiga lembaga tersebut diminta untuk memanggil pihak yang bersengketa untuk berdialog. ‘’Pihak yang berseberangan harus diajak musyawarah agar kejadian serupa tidak terulang kembali,’’ kata Neta kepada ROL.

Neta menilai, kasus seperti ini lebih baik diselesaikan secara dialog melibatkan pemuka agama dan tokoh agama setempat. Hal ini perlu dilakukan agar tercipta solusi bersama atas masalah tersebut. IPW berharap agar Polri lebih berperan sebagai mediator. ‘’Selain bertugas mengamankan lokasi, polisi diharapkan dapat memediasi kedua kelompok yang berseberangan,‘’ tambah dia.

 

Sebelumnya, bentrok kembali terjadi antara kelompok Syiah dan anti-Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, pada Ahad, (26/8) sekitar pukul 11.00 WIB. Akibat dari peristiwa ini, dua orang dinyatakan tewas, lima orang luka, dan empat di antara korban luka dalam kondisi kritis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement