REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Hingga H+2 Idul Fitri kecelakaan lalu lintas di wilayah Jawa Barat mencapai 239 kejadian. Hal ini disampaikan Kombes Pol Martinus Sitompul, Kabid Humas Polda Jabar saat dihubungi Republika, Selasa (21/8).
"Kecelakaan tersebut terjadi pada periode 10 Agustus hingga 20 Agustus 2012,"jelasnya. Martinus menjelaskan jumlah kecelakaan lalu lintas di Jawa Barat melingkupi Bogor Kota empat kejadian, Kabupaten Bogor enam kejadian, Sukabumi Kota tiga kejadian, Kabupaten Sukabumi dua kejadian, Cianjur enam kejadian, Purwakarta lima kejadian, Cimahi sembilan kejadian.
Selanjutnya Bandung empat kejadian, Tasik Kota loma kejadian, Ciamis 19 kejadian, Banjar delapan kejadian, Cirebon tujuh kejadian, Cirebon kota 22 kejadian, Indramayu tujuh kejadian, tasik lima kejadian, kuningan 10 kejadian, Sumedang delapan kejadian, Karawang dua kejadian. "Paling tinggi di Garut 37 kejadian, Kabupaten Bandung 27 kejadian, dan Subang 23 kejadian,"sebutnya.
Sedangkan untuk korban tewas selama arus mudik ini, disebutkan Martinus ada 52 orang, luka berat 90 orang, dan luka ringan 177 orang. "Kerugian materiil hingga saat ini mencapai Rp 485.750.000,"tuturnya.
Martinus memaparkan sehubungan dengan kemacetan yang terjadi di jalur pantura dan jalur selatan serta laka lantas yang cukup tinggi ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi
"Faktor utama kemacetan saat ini lebih diakibatkan dengan meningkatkan kendaraan bermotor baik roda dua dan roda empat yang digunakan pemudik. Kemudian tidak disiplinnya pengendara, terutama pada saat antri. Mereka tidak sabar dan mengambil jalan yang semestinya tidak diperuntukkan bagi roda dua dan empat,"ungkapnya.
Selain itu, lanjut Martinus, beberapa pengemudi bahkan merusak barikade atau pembatas yang dibuat polisi sehingga putaran yang ada digunakan pengemudi untuk melawan arus.
Pada kesempatan itu Martinus juga menyatakan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para pemudik terkait laka lantas. Pertama faktor kendaraan, kedua faktor manusia, ketiga faktor sarana prasarana jalan dan keempat faktor cuaca atau iklim.
"Faktor kendaraan diantaranya kendaraan kelebihan muatan atau beban sehingga menimbulkan ketidakseimbangan. Sedang untuk faktor manusia lebih disebabkan karena kelelahan para pengemudi," ujarnya.
Lalu untuk faktor sarana dan prasarana jalan antara lain karena rambu-rambu yang terbatas. Untuk faktor cuaca disebabkan oleh hujan dan angin kencang.
Oleh sebab itu, Martinus mengimbau para pemudik untuk mematuhi peraturan lalu lintas dan disiplin dalam mengemudi kendaraan. "Pengemudi hendaknya sabar dan tidak memacu kendaraan, luangkan waktu untuk beristirahat tiga sampai empat jam. Kurangi beban kendaraan yang berlebihan dan utamakan keselamatan,"paparnya.