Ahad 15 Jul 2012 16:09 WIB

Koperasi Gulung Tikar, Bagaimana Nasib Perekonomian Rakyat?

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Heri Ruslan
Logo koperasi
Foto: wikipedia
Logo koperasi

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Nasib perkoperasian semakin memprihatinkan. Seperti halnya di Kabupaten Karawang. Daerah yang terkenal dengan sebutan lumbung padinya ini, ternyata belum mampu meningkatkan roda lembaga koperasi.

Pasalnya, dari 1.403 unit koperasi yang ada, 470 unit di antaranya dalam kondisi mati suri. Bahkan, terancam gulung tikar.

Sekertaris Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Karawang, Poltak Lumbantoruan, mengatakan, tadinya koperasi yang sudah beku itu jumlahnya 386 unit. Akan tetapi, sampai Mei 2012 bertambah jadi 470 unit. Dengan kata lain, selama lima bulan kemarin jumlah koperasi yang mengalami mati suri sebanyak 86 unit.

"Jumlah tersebut cukup tinggi," kata Poltak, kepada Republika Online, Ahad (15/7).

Penyebab lembaga ini mati suri, ada berbagai faktor. Di antaranya, persoalan manajemen keuangan yang kurang profesional dan minimnya suntikan dana stimulan. Sehingga, perputaran uangnya tidak bagus. Bila sudah begitu, koperasi ini merugi. Akhirnya, tidak bisa lagi bangkit alias beku.

Disebutkan Poltak, koperasi yang ada di wilayahnya mencakup 31 jenis. Seperti, koperasi pertanian, KUD, koperasi serba usaha, dan koperasi wanita. Dari puluhan jenis itu, yang paling mendominasi yaitu koperasi serba usaha. Jumlahnya mencapai 374 unit. Karena, jumlahnya yang paling banyak, maka koperasi jenis ini juga yang paling tinggi tingkat kebekuannya (vakum). Yaitu, mencapai 106 unit.

Adapun koperasi wanita, keberadaannya relatif stabil. Sebab, jumlahnya juga tak terlalu banyak. Hanya 16 unit. Sedangkan yang sudah mengalami kebekuan hanya empat unit.

Diakui Poltak, sebenarnya potensi koperasi di Karawang ini cenderung tinggi. Selain bergerak di sektor serba usaha, peluang yang cukup besar yaitu koperasi pertanian dan perikanan (nelayan). Akan tetapi, peluang tersebut belum termanfaatkan secara maksimal.

Saat ini, koperasi pertanian yang masih aktif hanya 40 unit. Kondisi ini, tak berbanding lurus dengan koperasi yang sudah beku, yaitu mencapai 66 unit. Untuk menggiatkan kembali sektor koperasi ini, perlu penanganan yang sistematis dan simultan. Dengan kata lain, peran seluruh pihak sangat dibutuhkan untuk mengembangkan lagi perkoperasian ini.

"Koperasi ini merupakan soko guru. Yang bisa meningkatkan perekonomian kerakyatan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement