Senin 02 Jul 2012 17:29 WIB

Mendagri Pastikan Pemerintah Terus Usut Motif Penembakan Papua

Gamawan Fauzi
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Gamawan Fauzi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR- Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan, pemerintah terus mendalami motif dan pelaku penembakan yang terjadi berturut-turut di Papua. Di sela-sela menyerahkan penghargaan KTP elektronik di Denpasar, Senin (2/7), ia mengatakan, sejauh ini berdasarkan hasil rapat bidang Polhukam, motif penembakan di Papua lebih tertuju pada tindakan kriminal.

Tetapi motif dan siapa di balik tindakan kriminal ini, ucap Gamawan, aparat dan kepolisian sedang berusaha mengungkapnya. "Kami juga sudah ke sana, berbicara dengan berbagai unsur dan mereka sudah bersepakat untuk menciptakan suasana tenang," katanya.

Hanya saja masih terjadi penembakan, menurut Gamawan, itu berarti ada faktor pengganggu di luar itu. Ia menyatakan belum ditemukan indikasi keterlibatan asing. "Kami dua hari lalu juga sudah bertemu dengan Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP), kami bicara lagi dengan mereka," ucapnya.

Ia menambahkan, jika dilihat penyebabnya dari aspek kesenjangan, itu sesungguhnya sudah berusaha dilakukan perbaikan oleh pemerintah. Menurut Gamawan, keuangan di Papua bahkan jauh lebih besar dibandingkan daerah lain di Indonesia.

"Soal efektifitas, mungkin belum seefektif daerah lain. Kekurangan itu yang kita perbaiki bersama-sama. Salah satu jalan keluar dari masalah ini otonomi khusus, sudah lahir pula UU No 21 Tahun 2001 yang mengakomodir berbagai aspirasi yang ada sebelumnya," ujarnya.

Langkah yang dilakukan pemerintah sekarang terkait Papua, kata dia, adalah mengefektifkan yang sudah disepakati sehingga kesejahteraan masyarakat makin baik. Sedangkan mengenai pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Papua, masih dalam proses. "Komisi Pemilihan Umum Pusat sedang menggugat hasil kesepakatan di daerah terutama DPRD Papua dan kemarin waktu rapat di Papua disepakati apapun hasil Mahkamah Konstitusi akan ditaati," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement