REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekayaan budaya Indonesia mengantarkan negara yang dilewati khatulistiwa menempati peringkat ke-39 sedunia dalam 'World Cultural Heritage' versi 'World Economic Forum' (WEF). Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu, peringkat itu membuat Indonesia berpotensi mengembangkan sayapnya di dunia pariwisata.
"Indonesia peringkat ke-39 dalam 'world cultural heritage' menurut WEF, ini potensi besar yang dapat dikembangkan oleh para pelaku ekonomi kreatif," kata Mari Elka di Jakarta, Jumat (22/6).
Menurutnya, fakta itu menjadi bukti Indonesia memiliki kekayaan budaya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber inspirasi oleh para pelaku ekonomi kreatif. Faktanya, kata Mari, Indonesia memiliki keanekaragaman seni budaya dari lebih 300 suku dan etnis yang dapat dimanfaatkan untuk memperkaya konten karya para pelaku ekonomi kreatif.
"Sudah saatnya kita mengembangkan potensi ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya, apalagi pasar dalam negeri sudah mulai tumbuh," ucapnya.
Mari mencontohkan pasar dalam negeri yang besar sudah mulai menggeliat terutama untuk subsektor film dan musik. Pihaknya mencatat dari sekitar 237 juta penduduk Indonesia, sebanyak 27 persen adalah penduduk usia produktif yang potensial mendukung perkembangan sektor ekonomi kreatif.
"Di samping itu, Indonesia memiliki lebih dari 17.100 pulau dengan penduduk asli yang memiliki talenta kreatif yang berbasis pada keunikan lokal," paparnya.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diakui Mari sedang mengembangkan program ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya dengan sejumlah strategi. Strategi yang diterapkan di antaranya pengembangan sumber daya dan teknologi, pengembangan industri kreatif, peningkatan akses pembiayaan, peningkatan akses pasar, dan penguatan institusi. Ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya dikategorikan dalam empat bidang meliputi perfilman, industri musik, seni rupa, dan seni pertunjukan.