REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Ketua MPR, Hajriyanto Y Thohari menganggap, langkah yang dilakukan Partai Nasdem yang membiayai setiap calegnya Rp 5-10 miliar merupakan langkah cerdik. Ini sebagai solusi untuk keluar dari politik biaya tinggi saat ini. Namun, itu hanya sebagai solusi yang bersifat sementara alias ad hoc.
''Idealnya sih sebenarnya bagaimana menghapuskan politik biaya tinggi yang harus diakhiri. Pasalnya, banyak madharatnya, seperti menimbulkan perilaku koruptif di kalangan para politisi,'' katanya kepada wartawan, Senin (11/6).
Menurut Hajriyanto, cara menghapus politik biaya tinggi memang bukan dengan langkah yang ditempuh Nasdem. Melainkan dengan membuat sistem politik biaya murah. Namun, kesadaran untuk menciptakan sistem politik biaya murah semacam ini belum ada di benak pikiran pemimpin kita.
''Makanya solusi Nasdem itu dipandang boleh juga. Tapi, sekali lagi itu penyelesaian yang bersifat ad hoc,'' papar Ketua DPP Partai Golkar tersebut.
Ia menilai, cara itu bukan berarti membeli demokrasi. Justru sebaliknya, membantu figur politikus yang berpotensi namun tidak punya dana. Sehingga siap berkompetisi dengan para caleg lain yang hanya mengandalkan dana dalam pemilu legislatif.
Ia pun melihat, kebijakan tersebut niscaya dapat menjebol stagnasi bagi calon anggota DPR yang tak punya dana. Apalagi selama ini mereka yang miskin dana politik tertahan di balik tembok tebal oligarki orang kaya. Bahkan akhirnya dikalahkan oleh mereka yang hanya mempunyai dana semata-mata.
Malah, manuver Nasdem ini dipandangnya dapat menjadi antitesis atas partai lain yang selama ini alih-alih mendanai calegnya, justru mengutip iuran atau sumbangan yang besar dari para caleg.