Selasa 05 Jun 2012 21:34 WIB

Alhamdulillah, Ilmuwan Jepang Ciptakan Tulang Palsu Halal

Perekatan tulang yang rusak dengan kolagen ikan. (Tokyo Institute of Technology)
Perekatan tulang yang rusak dengan kolagen ikan. (Tokyo Institute of Technology)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini, ketika seseorang mengalami patah tulang, kolegan yang berasal dari babi menjadi pilihan untuk cepat memulihkan kondisi. Tapi bagi umat Muslim yang khawatir atas keharaman kolegan dari babi bisa bernafas lega. Pasalnya, duo peneliti asal Jepang berhasil mengembangkan teknologi memproduksi tulang palsu halal yang berbahan dari sisik ikan dan apatit (batuan beku).

Adalah Toshiyuki Ikoma dan Junzo Tanaka yang berhasil mengembangkan teknologi yang memungkinkan pembentukan serat tulang baru dalam waktu tiga bulan. Ini lebih cepat ketimbang menggunakan kolagen yang berasal dari babi.

"Penggunaan kolagen yang berasal dari ikan juga mengurangi potensi terinfeksinya manusia dengan virus yang berasal dari babi. Material ini sangat aman," tegas Ikoma.

Laman Sciencedaily mengatakan, keistimewaan tulang artifisial yang berasal dari kolagen ikan dan apatit yang ditemukan dalam penelitian tersebut adalah tulang artifisial lebih kuat karena tingkat kepadatannya tinggi. Kemudian tulang buatan yang diimplan ke tulang yang cacat mendapatkan transformasi serat-serat tulang lebih cepat ketimbang menggunakan kolagen dari babi.

"Salah satu tujuan penelitian kami menggunakan kolagen dari ikan adalah untuk pengobatan tumor tulang yang diderita para lanjut usia yang tulang mereka membutuhkan waktu lama dalam beregenerasi," jelas Ikoma.

"Kolagen ikan merupakan material yang berpotensi menjadi material kunci untuk perkembangan penelitian tulang artifisial dan terapi tulang," tambah Ikoma.

Karakteristik unik kolagen dari ikan berpotensi digunakan dalam produksi kosmetik. Ikoma telah berhasil memproduksi kosmetik dari kolagen ikan dan berikutnya mereka akan memproduksi substrat kultur sel, perancah bagi rekayasa serat, dan biomaterial yang dapat diimplan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement