REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Indonesian Corruption Watch (ICW) menduga pimpinan Universitas Indonesia (UI) berusaha menutup-nutupi kekacauan manajamen keuangan dan korupsinya. Bahkan, berdasarkan keterangan seorang whistle blower, ICW menduga ada 11 dokumen palsu dalam sejumlah proyek di UI.
Menurut Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik ICW, Febri Hendri, ICW menyampaikan hasil permintaan informasi publik kepada UI yang sudah diajukan sejak akhir tahun lalu. Namun, hingga saat ini , UI tetap tidak memberikan sejumlah informasi publik yang seharusnya diberikan.
"Sejumlah informasi yang tidak diberikan secara terbuka oleh UI adalah data pengadaan IT (teknologi informasi) perpustakaan pusat, data dan kontrak pembangunan convention centre for academic activities (yang sebenarnya adalah proyek pembangunan hunian hotel dan fasilitasnya) di atas lahan asrama Pegangsaan Timur, serta dokumen-dokumen perjalanan dinas yang tak sesuai dengan fakta," kata Febri di kantor KPK, Selasa (5/6).
Lebih lanjut Febri mengatakan, ICW bahkan menemukan bahwa memang ada sejumlah persoalan serius dengan proyek-proyek yang informasinya tidak dibeberkan secara jujur oleh UI.
ICW dan gerakan UI bersih sudah bertemu dengan seorang whistle blower dari UI yang menyatakan bahwa tandatanganya dipalsukan dalam 11 dokumen pengadaan IT perpustakaan pusat yang diperkirakan mencapai Rp 21 miliar. Namun, demi keselamatan whistle blower itu, ICW dan gerakan UI bersih tidak menyebutkan namanya.
"KPK pun telah menyatakan telah menerima hasil pemeriksaan Puslabfor Polri bahwa 11 tandatangan tersebut tidak otentik, " kata Febri