Sabtu 02 Jun 2012 22:17 WIB

Misteri Kijang Emas Pegunungan Meratus (bag 3)

Pegunungan Meratus
Foto: blogspot.com
Pegunungan Meratus

REPUBLIKA.CO.ID, Keberadaan Kijang Emas di Kawasan Pegunungan Maratus diperkuat dengan diketemukannya tengkorak Kijang Emas di area perkebunan milik warga.

Menurut Pajarah Sub Korwil 08 HST, Mayor Sus Komaruddin melalui emailnya disampaikan ke LKBN Antara Banjarmasin, Sabtu (2/6) tengkorak kijang emas tersebut ditemukan saat tim penjelajah dan peneliti 2 yang dipimpin oleh Kapten Psk Efendi Hermawan sedang melaksanakan penelitian pada Senin (28/5) pukul 09.00 WITA di Desa Haratai Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

Kijang Emas yang oleh warga setempat disebut Kijang Hilalang merupakan salah satu jenis kijang endemik Kalimantan yang sangat langka dan sulit ditemukan, karena sering diburu warga untuk dikonsumsi.

Kijang Mas diburu warga di area Gunung Haung Haung, sekitar lima jam perjalanan dari Desa Haratai dengan berjalan kaki.

Warga setempat menganggap Kijang Mas sebagai kijang biasa, sehingga kepala Kijang Emas dibuang tidak disimpan seperti halnya kijang lainnya yang memiliki nilai seni tersendiri.

"Saya dapat Kijang ini sekitar tiga bulan yang lalu di Gunung Haung Haung, disana kami sering memasang Jipah (jerat tali), tapi kepalanya saya buang di Huma, karena tidak menarik untuk dipajang di rumah," kata Uncau (46), salah satu warga di Desa Haratai seperti dikutip Komaruddin.

Dari tengkorak yang ditemukan, salah satu anggota Tim Peneliti Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Dr Ir Abdul Haris Mustari, M.Sc, yang terlibat langsung dalam kegiatan penelitian dan menemukan tengkorak tersebut mengatakan penemuan tengkorak kijang di Desa Haratai, dapat dikatakan sebagai Kijang Emas yang oleh warga sini disebut Kijang Hilalang.

Selanjutnya ia katakan, dari hasil perbandingan dengan tengkorak kijang biasa, terdapat perbedaan yang menyolok, Kijang Mas tidak terdapat sendi pada pangkal rangganya, masing-masing rangga memiliki satu cabang, ramping dan sedikit melengkung serta pedisel (tulang dibawah rangga) ramping dan melengkung.

Sedangkan kijang biasa mempunyai dua cabang pendek, lebih besar dan terdapat sendi pada pangkal rangga serta pedisel tebal dan lurus.

"Kijang Emas memiliki warna merah kekuningan dan terdapat garis gelap di sepanjang garis punggungnya, sementara kijang biasa berwarna kemerahan tua," jelas Haris.

"Kijang Emas memang tergolong langka dan belum terdaftar, karena kekurangan dan sangat terbatasnya data-data tentang kijang tersebut, namun saat ini keberadaan Kijang Emas semakin langka dan hampir punah, daerah penyebarannya berada di hutan pegunungan yang sulit diakses manusia," tambah Haris.

Sementara Wadan Sub Korwil 08/HST Mayor Inf Ardian Triwasana mengatakan dengan diketemukannya tengkorak Kijang Emas oleh tim peneliti Ekspedisi Khatulistiwa 2012 yang bergerak di daerah Loksado HSS, mudah-mudahan akan menjadi masukan bagi semua pihak, terutama warga Kalimantan Selatan untuk meneliti lebih lanjut.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement