REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Penolakan konser Lady Gaga terus bergulir. Seratusan orang yang tergabung dalam Jamaah Ansharut Tauhid Mudiriyah Solo melakukan aksi demo di Markas Kepolisian Resor Kota Surakarta, Jumat (25/5), menolak pelantun "Born This Way" itu hadir di Gelora Bung Karno Jakarta, pada tanggal 3 Juli mendatang.
Seratusan pengunjuk rasa tersebut melakukan orasi di depan Mapolres Surakarta dengan membentangkan sejumlah poster antara lain bertulisan "Lady Gaga Merusak Moral", "Lady Gaga Hiburan Haram", "Lady Gaga Budaya USA", "Lady Gaga Rusak Moral Bangsa", dan "Lady Tak Jelas Statusmu Perempuan atau Laki-Laki".
Menurut Pimpinan Jat Mudiriyah Solo Muh Sholeh Ibrahim, bahwa Jat menolak konser Lady Gaga, karena bertentangan dengan prinsip-prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara serta normal agama. Dia juga ikon pornografi dan liberalisme budaya yang bertentangan dengan UUD 1945.
Rencana konser tersebut telah menyebabkan pro-kontra yang menguras energi bangsa dan potensi menimbulkan konflik harisontal, sehingga pencegahan negatif harus didahulukan.
Selain itu, kata dia, sejumlah ormas Islam di Indonesia menolak Lady Gaga, karena mengumbar aura yang bertentangan dengan agama serta dalam video Lady Gaga nampak seperti pemuja setan dan lirik-liriknya yang antiagama.
Oleh karena itu, pihaknya kepada Kapolda Metro Jaya tetap konsisten mempertahankan rekomendasi tidak diizinkan konser lady Gaga di Jakarta.
Selain itu, pihaknya juga meminta Kapolri dan BIN untuk mempertimbangkan rekomendasi MUI Pusat dan Kemenag RI, tentang penolakan Lady Gaga di Indonesia. Karena, karena akan merusak moral bangsa.
Koordinator aksi Edi Lukito yang mewakili pengunjuk rasa kemudian diterima oleh Kasat Intel Polresta Surakarta Kompol M Sahfruddin untuk menyampaikan surat isinya menolakan konser Lady Gaga.
Menurut Edi Lukito, pihaknya telah menyampaikan surat ke Polresta Surakarta untuk dilanjutkan ke Kapolri, yang intinya pihaknya menolak kedatangan Ladu Gaga ke Indonesia untuk melakukan konser.
Seratusan pengunjuk rasa tersebut setelah puas menyampaikan orasinya di depan Mapolres Surakarta, mereka kemudian membubarkan diri dengan berbaris tertib kembali ke markasnya.