Senin 16 Apr 2012 18:30 WIB

Ketum PBNU Desak Polri Usut Tuntas Dalang Geng Motor

Rep: Indah Wulandari/ Red: Djibril Muhammad
KH. Said Aqil Siroj
KH. Said Aqil Siroj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kian maraknya aksi geng motor yang terjadi belakangan di sebagian wilayah di Jakarta, meresahkan berbagai pihak. Tak terkecuali KH Said Aqil Siraidj. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini bahkan mendesak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk secepatnya mengungkap pelaku dan dalang di balik serangkaian aksi kekerasan oleh geng motor.

NU juga mendorong kepolisian untuk melakukan instropeksi diri atas peristiwa tersebut. "Harus cepat diungkap. Jangan sampai ini berlatur-larut yang ujungnya akan semakin meresahkan masyarakat," tegas Kiai Said, Senin (16/4).

Keresahan masyarakat akibat maraknya aksi kekerasan geng motor, lanjut Kiai Said, dikhawatirkan justru akan menimbulkan aksi anarkis lainnya. Lantaran masyarakat sekarang ini sangat mudah terprovokasi karena mereka terkesan tidak puas dengan kinerja polisi dalam menangani aksi geng motor. Sehingga justru berujung terjadinya tindakan main hakim sendiri.

Polisi juga didorong secepatnya melakukan instropeksi diri atas maraknya aksi kekerasan geng motor, terlebih kejadian ini sudah merambah ibukota. Tindakan kekerasan yang beberapa di antaranya disasarkan ke aparat kepolisian, dinilai sebagai kondisi mengkhawatirkan yang sesegera mungkin harus disikapi.

"Geng motor menyerang aparat itu tindakan berani dan di luar kewajaran. Apalagi ini terjadi di Jakarta, ibukota Negara yang merupakan barometer untuk kota-kota lain," urai Kiai Said.

Seperti diberitakan, dalam beberapa pekan terakhir aksi kekerasan geng motor marak terjadi di berbagai lokasi di Jakarta. Dua nyawa masyarakat sipil melayang akibat kejadian itu, sementara kerugian materi juga tidak sedikit.

Presiden SBY melalui juru bicara Julian Aldrin Pasha menyatakan terganggu dengan maraknya aksi kekerasan geng motor, dan menyerahkan penanganannya ke aparat keamanan, baik Polri maupun TNI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement