Selasa 03 Apr 2012 22:22 WIB

Pabrik Kelapa Sawit Senilai Rp 95 Miliar Berdiri di Kalteng

Rep: Gita Amanda/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, LAMANDAU – Direktur Jendral Perkebunan meresmikan pabrik kelapa sawit terbaru milik PT First Lamandau Timber Internasional (FLTI). Pembangunan pabrik baru diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengolahan buah segar dan meningkatkan produksi ke depannya.

Dirjen Perkebunan Ir. Gamal Nasir MS Selasa (3/4) meresmikan pabrik kelapa sawit terbaru milik FLTI, di loading ramp perusahaan tersebut yang terletak di Desa Tangga Batu, Kecamatan Belantikan Raya, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Pabrik ini dibangun sebagai salah satu solusi atas kebutuhan pengolahan tandan buah segar dari hasil perkebunan milik FLTI.

Selama ini FLTI yang merupakan bagian dari Triputra Agro Persada (TAP) Group, memiliki total perkebunan sawit seluas kurang lebih 298.853 hektare, dengan areal yang telah ditanami 110.868 hektare dan 62.299 hektare di antaranya telah menghasilkan buah.

Komisaris FLTI Tjandra Karya Hermanto menuturkan, pabrik baru ini dibuat untuk mengatasi kebutuhan pengolahan buah segar. Pabrik kelapa sawit terbaru milik FLTI ini dibangun dengan menggunakan material stainless steel, teknologi Vertical Sterilizer dan dengan proses in-house design.

Proses in house design ini membuat proses produksi kelapa sawit secara keseluruhan menjadi lebih efektif. "Total investasi dari pabrik ini sekitar Rp 95 miliar," Kata Tjandra pada media, Selasa (3/4).

FLTI merupakan bagian dari TAP Group sejak 2008, perusahaan ini memiliki izin lokasi seluas 15.725 hektar, 4.159 hektar di antaranya sudah ditanam dengan bibit terbaik di Indonesia dan mayoritas sudah menghasilkan.

Dengan beroperasinya pabrik FLTI terbaru ini, maka jumlah pabrik TAP yang beroperasi menjadi lima unit pabrik dengan total kapasitas 225 ton per jam.

Pada 2011 TAP Group menghasilkan 204.004 ton CPO dari empat lahan pabrik yang beroperasi. bertambahnya satu pabrik baru diharapkan dapat menghasilkan lebih banyak CPO pada tahun-tahun mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement