Selasa 27 Mar 2012 14:34 WIB

Dianggap Ilegal, Koordinator Aksi Demo BBM Sempat Diamankan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Didi Purwadi
Demonstran membentangkan spanduk saat menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 April mendatang. (ilustrasi).
Foto: Antara/R. Rekotomo
Demonstran membentangkan spanduk saat menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 April mendatang. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Koordinator aksi demo dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Anjar Prasetyo, sempat diamankan petugas. Pasalnya, demo tersebut dianggap ilegal karena belum meminta izin terlebih dulu.

"Aksi kami sesuai koridor dan tidak ilegal karena sudah izin," kata Anjar saat ditemui wartawan di depan Gedung DPRD Jawa Tengah, Selasa (27/3).

Aksi demo menolak kenaikan BBM juga berlangsung marak di Semarang. Aksi mahasiswa Unissula yang diikuti sekitar 150 mahasiswa ini pun dimaksudkan sebagai bentuk penolakan terhadap rencana kenaikan harga BBM pada 1 April mendatang.

"Kami dari segenap keluarga Unissula menolak kenaikan harga BBM," ucapnya. ''Dalam UU No.22 tahun 2011 tentang APBN 2011, harga BBM disebutkan tidak akan dinaikkan. Tapi, nyatanya pemerintah malah mengkebiri peraturan tersebut.''

Peserta aksi menuntut agar SBY-Boediyono turun dari jabatan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Pihaknya pun akan melakukan aksi besar-besaran pada 31 Maret mendatang dengan menurunkan massa lebih banyak.

Pada Selasa ini, empat aksi penolakan kenaikan harga BBM terjadi di Jalan Pahlawan. Aksi diawali dengan demo Gerakan Buruh Berjuang (Gerbang) Jawa Tengah yang disusul demo kader PDI Perjuangan dan mahasiswa Unissula. Aksi mogok makan dilakukan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Walisongo Semarang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement