Kamis 15 Mar 2012 23:30 WIB

Hati-Hati Penipuan Lewat Telepon yang Mengaku Guru Sekolah

Rep: Asep Wijaya/ Red: Chairul Akhmad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya berhasil menangkap tujuh pelaku penipuan lewat telepon yang mengaku sebagai guru sekolah.

Dalam komunikasi melalui telepon itu, seorang pelaku yang mengaku sebagai guru sekolah mengabarkan kepada orang tua murid dan menyatakan bahwa anaknya mengalami kecelakaan dan kini tengah berada di rumah sakit.

Kasubdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Helmi Santika, menganjurkan seluruh orang tua yang menyekolahkan anaknya di satu sekolah patut mewaspadai modus penipuan itu.

Pasalnya, tutur Helmi, modus kejahatan itu dilakukan dengan sangat cermat dan rapi sehingga korban tidak mengetahui bahwa dirinya tengah ditipu. Dalam modus penipuan itu, pelaku menghubungi korban dan mengaku sebagai guru sekolah yang mengajari anaknya. Guru gadungan tersebut mengabarkan kepada korban, anaknya yang menjadi murid di satu sekolah mengalami kecelakaan dan kini berada di rumah sakit.

Tidak lama setelah menerima telepon itu, pelaku lain yang berpura-pura sebagai dokter kembali menghubungi korban. Dia mengabarkan korban dan menyatakan anaknya kini sedang ditangani pihak rumah sakit dan membutuhkan biaya pengobatan.

Karena tidak percaya, korban kemudian mencoba menghubungi anaknya untuk memastikan kebenaran kabar itu. Saat dihubungi, nomor telepon anaknya selalu sibuk dan kemudian menjadi tidak aktif.

Ternyata, pelaku lain terus menghubungi nomor telepon anaknya sehingga upaya telepon yang dilakukan korban tidak membuahkan hasil. Sementara itu, karena merasa kesal dihubungi oleh nomor tidak dikenal, sang anak kemudian mematikan ponselnya. Mengetahui anaknya tidak bisa dihubungi, sang korban menjadi resah dan menelepon dokter gadungan itu. Korban mengaku siap melakukan apa saja asalkan anaknya dapat diselamatkan.

Mendengar itu, pelaku yang berpura-pura menjadi dokter, meminta korban untuk mengirimkan uang melalui nomor rekening yang telah disiapkan. Karena gelisah, korban pun menuruti permintaan dokter gadungan itu dan melakukan transfer uang sejumlah yang diinginkan pelaku.

Atas kejadian tersebut, Kabid Humas Polda Metro Jaya mengimbau kepada semua orang untuk tidak mudah resah dan gelisah mendengar kabar anaknya dirawat di rumah sakit. Rikwanto menganjurkan, sebaiknya, setiap orang yang menerima kabar itu memeriksa kebenarannya ke berbagai pihak.

Pihak-pihak itu, tutur Rikwanto, bisa jadi penjaga sekolah, petugas kebersihan atau pun guru lain yang bekerja di lingkungan sekolah tempat anaknya belajar. Oleh sebab itu, menurut Rikwanto, seluruh orang tua murid harus memiliki nomor telepon sejumlah orang yang dapat menginformasikan keberadaan anaknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement