REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) tampak serius ingin mewujudkan kekuatan pokok minimum atau program minimum essential force (MEF) tiga matra TNI. Ini diwujudkan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dengan sejumlah industri pertahanan dalam negeri senilai Rp 1,3 triliun.
Perusahaan yang digandeng tersebut antara lain, PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Palindo Marine, PT Sari Baharidan, PT Pindad, serta PT Infra RCS Indonesia. Kepala Badan Perencanaan Pertahanan (Kabarahan) Kemenhan Mayjen Ediwan Prabowo, mengatakan, kerja sama dengan sejumlah industri pertahanan daam negeri tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen mendukung pengembangan industri dalam negeri.
Mereka semua mendapat order diantaranya pengadaan, Helikopter Bell 412 EP, Helikopte angkut TNI AD, pembuatan Rocket FFAR, Bomb P100, Radar/ECDIS, Platform Kapal Cepat Rudal-40, serta pembuatan peluru kendali. Pihaknya mengharap pemesanan alutsista ringan hingga kelas berat itu dapat dipenuhi sesuai waktu pesanan sehingga terciptanya MEF terhadap tiga matra TNI dapat terwujud pada 2014. "Jumlah kontraknya mencapai Rp 1,3 triliun," katanya di Kemenhan, kemarin.
Penandatanganan kontrak itu dilakukan Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Jenderal Agus Suhartono, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri BUMN Dahlan Iskan, serta Wakil Menhan Sjafrie Sjamsuddin.