REPUBLIKA.CO.ID, Aisyah (32), sudah lama menjadi karyawan di warung Bakso Ojolali di Jl raya Puncak, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Sore itu, ia berjaga bersama Aap (41). Sekitar pukul 17.30 WIB Aap izin kepada Aisyah untuk meninggalkan warung dan melaksanakan shalat. Tak lama sekembalinya dari shalat, iapun menemukan Aisyah tidak bernyawa lagi akibat kecelakaan tersebut.
Aisyah menjadi salah satu dari 14 korban meninggal dunia dalam kecelakaan bus Karunia Bhakti di Jalan Raya Puncak, depan Pafesta Cisarua. Pihak keluarga korban, Ading (70) warga kampung Cisarua Dalam, RT 02/06 Desa Kopo Kecamatan Cisarua, menyebutkan Aisyah pergi meninggalkan seorang suami dan dua orang anak yakni Ramdani (7) dan Ranianto (14).
Ading mengaku pertama kali mendengar kabar anaknya tewas dari teman anaknya di warung. "Saya langsung mengabari suaminya, yang langsung berangkat ke lokasi. Saat kejadian Aisyah sudah tidak bernyawa lagi," ujar Ading.
Peristiwa meninggalnya Aisyah menoreh luka yang dalam bagi pihak keluarga yang ditinggalkan. Masgim (40) suami korban mengaku berat menerima kejadian tersebut. "Saya minta aparat kepolisian agar menjatuhi hukuman setimpal kepada pelakunya. Karena perbuatan dia telah merenggut nyawa istri saya," katanya dengan isak.
Namun, Masgim berharap peristiwa tersebut tidak terulang lagi sehingga tidak ada lagi orang yang menjadi korban. Aisyah tewas terhantam bus Karunia Bhakti yang diduga mengalami rem blong dan menghatam warung tempat ia bekerja.Selain Aisyah, 13 orang lainnya tewas dan 47 orang lainnya luka-luka, 10 diantaranya kritis akibat kecelakaan tersebut. Peristiwa kecelakaan terjadi Jumat (10/2) sekitar pukul 18.40 WIB di Jalan Raya Puncak.