Rabu 14 Dec 2011 18:38 WIB

Memprihatinkan, Kondisi 100 Lebih DAS di Indonesia

Salah satu isu sosial yang muncul di wilayah daerah aliran sungai (DAS) saat ini adalah rendahnya cakupan penyediaan akses air bersih dan penggunaan sarana sanitasi.
Foto: Siwi Tri Puji/Republika
Salah satu isu sosial yang muncul di wilayah daerah aliran sungai (DAS) saat ini adalah rendahnya cakupan penyediaan akses air bersih dan penggunaan sarana sanitasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Kondisi lahan dan ekosistem di sepanjang daerah aliran sungai atau DAS di Indonesia kian memperihatinkan. Pada seminar dan lokakarya nasional restorasi ekosistem DAS Musi, Rabu (14/12) Prof Naik Sinukaban, dari Forum DAS Nasional mengatakan ada sekitar  108 DAS di Indonesia saat ini kondisinya tidak layak sehingga mendesak perbaikan "Sebagai akibat dari ulah manusia yang tidak bersahabat dengan lingkungan.”

Bila kondisi itu tidak mendapatkan perhatian serius maka kekeringan dan banjir akan menjadi ancaman pada masa depan.” ujar ketua Forum DAS Nasional tersebut.

Naik Sinukaban memaparkan indikasi rusaknya lahan dan ekosisetem di sepanjang DAS terlihat dari semakin keruh dan dangkanya air di sepanjang sungai.

“Indikasi lain nya, pada daerah tertentu banjir dan kekeringan semakin sering terjadi. Hujan sedikit banjir sementarai bila musim panas terjadi kemarau panjang. Padahal kalau DAS tetap terjaga semuanya akan terjadi secara seimbang,” katanya.

Naik Sinukaban memberi  contoh pada DAS di Jakarta, sebagai ibukota negara kondisi 13 DAS sudah rusak parah. Tak heran bila ancaman bencana semakin besar terjadi.

Hal yang sama juga terjadi pada DAS Musi yang mengalir dari Provinsi Bengkulu hingga ke kota Palembang.

Kondisi itu juga diamini ketua forum DAS Sumsel, Edward Saleh. Ia mengungkapkan, lahan di sepanjang DAS Musi saat ini tengah kritis. Lebih dari 8 juta hektar lahan sudah kritis. “Eksploitasi hutan secara besar-besaran merupakan penyebab utama kerusakan lahan disepanjang daerah aliran sungai.”

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement