REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Proses tender untuk proyek pembangunan pelabuhan peti kemas Kalibaru, Tanjung Priok harus segera dilakukan. Bahkan PT Brilliant Permata Negara meminta agar panitia tender pelabuhan Kalibaru, segera mempercepat proses lelang proyek senilai Rp 11,7 triliun ini ke tahap berikutnya.
Menurut Direktur Utama Brilliant Permata Negara, Garibaldi Thohir, Direktur Utama Brilliant panitia lelang perlu bersikap tegas dan memberikan kepastian mengenai proses lelang proyek Kalibaru. Kepastian tender ini menurut Garibaldi akan memberikan waktu kepada peserta tender untuk mempersiapkan penawaran terbaik.
Ia pun sebenarnya amat mengapresiasi dan mendukung sikap tegas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang akan tetap melanjutkan proses tender proyek Pelabuhan Kalibaru. Bagi Garibaldi, melalui proses tender yang fair dan transparan, maka pembangunan proyek pelabuhan petikemas Kalibaru bisa dilakukan secara akuntabel dan memberikan nilai keekonomian yang paling menguntungkan negara.
Apalagi pemerintah sudah mengundang para investor, baik lokal maupun asing untuk berpartisipasi dalam tender proyek tersebut. Ia pun menambahkan bahwa dengan persiapan persiapan yang matang dan penawaran terbaik, pihaknya optimis bisa menyelesaikan pembangunan sebagian pelabuhan Kalibaru di tahun 2014.
Hal itu menurutnya telah sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah. Dengan demikian, kekhawatiran bakal terjadinya stagnasi di terminal petikemas Tanjung Priok akan dapat teratasi.
Untuk membangun pelabuhan Kalibaru, lanjut dia, pihaknya telah memiliki sumber pendanaan yang cukup kuat. Konsorsium ini juga telah berpengalaman dalam mengoperasikan terminal petikemas di 25 negara dan memiliki jaringan dengan perusahaan peralatan dan kontruksi terkemuka. “Selama ini kami juga sudah menguasai kargo international dan domestik. Kami siap untuk memberikan penawaran terbaik untuk proyek Kalibaru,” tutur dia dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (3/11).
PT Brilliant Permata Negara merupakan anggota New Port Concorcium bersama dengan Hutchison Port, Cosco Pasific dan Salam Pacific Indonesia. Konsorsium ini menjadi salah satu dari lima peserta yang lolos pra-kualifikasi tender pelabuhan Kalibaru yang diumumkan pada tanggal 25 Agustus 2011.
Sebelumnya diberitakan proyek ini ini terancam mundur. Hal ini disebabkan proses tender Kalibaru masih tersendat akibat belum ada kejelasan jadwal pengembalian dokumen tender. Padahal Kementerian Perhubungan telah menargetkan proyek senilai Rp 11,7 triliun ini mulai melakukan pembangunan di awal 2012 dan beroperasi tahun 2014.