REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Relokasi Candi Lumbung dari tepian Kali Apu ke tempat aman merupakan langkah antisipasi dari kemungkinan terjangan banjir lahar Gunung Merapi pada musim hujan, kata Ketua Masyarakat Sejarah Indonesia Kabupaten Magelang, Ariswara Sutama.
"Kalau tidak dipindah, nanti bisa tertutup lahar atau rusak karena tebing sungainya tergerus banjir lahar. Satu-satunya jalan memang harus dipindahkan dari lokasi lama," katanya di Magelang, Rabu.
Sebelum banjir lahar Gunung Merapi mulai akhir 2010 hingga awal 2011, posisi fondasi candi yang dibangun sekitar abad ke-8 Masehi itu berada tiga meter dari bibir sungai.
Banjir lahar melalui Kali Apu mengakibatkan posisi fondasi candi bercorak Hindu berada sekitar 50 centimeter dari tebing sungai dengan ketinggian sekitar 20 meter.
Ia mengatakan, pada masa lampau candi itu untuk kegiatan ritual umat Hindu tetapi saat ini sebagai situs peninggalan sejarah.
Relokasi suatu situs atau peninggalan sejarah, katanya, sebagai hal yang wajar dan dilakukan berdasarkan kajian secara cermat antara lain menyangkut nilai arkeologis dan kesejarahan. "Sebagai upaya penyelamatan," katanya.
Ia mengemukakan tidak adanya nilai warisan arkeologis yang berubah terkait dengan relokasi Candi Lumbung. Namun, katanya, relokasi candi itu justru menjadi catatan sejarah penting atas bangunan tersebut.
Pada kesempatan itu ia justru menyatakan perlunya tempat yang permanen untuk lokasi baru Candi Lumbung tersebut. "Memang justru perlu mencari tempat yang permanen dan aman, dengan tanahnya yang tidak kalah penting dengan tempat asli candi itu. Misalnya dengan meminta pendapat para pendita Hindu dan ahli tanah," katanya.
Hingga saat ini, katanya, di Kabupaten Magelang terdapat sekitar 50 candi, peninggalan masa Hindu dan Buddha, termasuk Candi Borobudur, yang tersebar di berbagai tempat.
Sejak 23 Agustus 2011, petugas lapangan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng menyiapkan pelaksanaan relokasi Candi Lumbung dari tepi Kali Apu ke pekarangan milik Kepala Dusun Tlatar, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jateng, Sujarwo. Jarak lokasi candi di tepi Kali Apu ke pekarangan kadus setempat sekitar 500 meter.
Penanggungjawab Lapangan BP3 Jateng, Wagiyo, mengatakan, pembongkaran candi berukuran 8X8,5 meter dengan 27 lapisan batu itu mulai Senin (12/9) oleh sekitar 25 petugas.
Pembongkaran batu candi itu, katanya, secara manual dan alat bantu berupa tambang serta papan karena alat berat tidak bisa masuk lokasi. "Kondisi medan cukup berat. Pembongkaran secara manual. Mudah-mudahan sebelum musim hujan sudah selesai," katanya.
Hingga saat ini, BP3 Jateng masih merencanakan relokasi Candi Lumbung itu bersifat sementara yakni selama lima tahun. Lokasi candi akan diperkuat dan setelah situasi dinilai aman dari banjir lahar Merapi, candi tersebut akan dikembalikan seperti semula.