Rabu 10 Aug 2011 11:27 WIB

Burhanuddin: Kekuasaan Harus Direbut dari Politisi Tua

Rep: C41/ Red: Didi Purwadi
Burhanuddin Muhtadi
Burhanuddin Muhtadi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Pilpres 2009 yang masih diisi wajah lama, seperti Megawati Soekarnoputri, Jusuf Kalla, Wiranto, menunjukan tidak adanya komitmen partai politik untuk memberikan kesempatan anak muda untuk maju. Tetapi peneliti senior Lembaga Survei Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengingatkan anak muda harus merebut kekuasaan dari seniornya jika ingin maju pada Pilpres 2014 nanti.

"Kekuasaan itu nggak bisa diminta, harus direbut. Nggak akan ada politisi tua yang ikhlas memberikan kekuasaannya," ujar Burhanuddin saat dihubungi Republika, Rabu (10/9).

Burhanuddin memperhatikan banyak politisi muda berkompeten yang kini duduk di parlemen. Sebut saja, Idrus Marham di Golkar, Romahurmuziy di PPP, Ganjar Pranowo di PDI, Budiman Sudjatmiko di PDIP. Sayangnya, tidak ada diantara nama-nama itu yang berhasil meraih posisi nomor satu seperti Anas Urbaningrum di Partai Demokrat.

Melihat gejala ini, tidak ada satu pun nama-nama politisi muda tadi yang menurut Burhanuddin akan dimajukan partainya pada Pilpres 2014. "Sulit, mereka masih jauh sebagai capres. Popularitas mereka masih rendah, tingkat keterkenalannya di masyarakat masih jauh dari memadai," katanya.

Menurutnya, dua kunci untuk maju sebagai capres adalah akseptabilitas di tingkat elite dan publik. Nama-nama politisi muda tadi sulit masuk ke kalangan elite karena parpol saat ini masih diisi oleh tokoh tua. Sementara, popularitas di tingkat massa masih sangat jauh.

"Jadi, butuh dua kali pemilu lagi bagi mereka untuk pantas diusung sebagai Capres," imbuh Burhanuddin.

Tetapi, bukan berarti tidak ada peluang bagi Ganjar Pranowo dkk jika ingin maju sebagai capres 2014. Burhanuddin menyarankan para politisi muda harus melakukan akselerasi karier politik seperti yang ditunjukan oleh Anas Urbaningrum.

"Yang paling  sederhana mereka tidak lagi menempati posisi nomor dua, tetapi nomor satu. Road map-nya mirip-mirip Anas, tapi harus diikuti peningkatan popularitas di mata publik. Selama akselarasi ini tidak terjadi, di Pilpres 2014, kata Burhanuddin, Indonesia mengalami krisis stok pemimpinan dari kaum muda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement