Senin 18 Jul 2011 12:30 WIB

Duh...Naskah Kuno Sejarah Minang Banyak Tersimpan di Belanda

Sebuah museum di Leiden
Foto: .
Sebuah museum di Leiden

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Dosen dan Peneliti di Universitas Leiden Belanda, Suryadi mengungkapkan saat ini banyak naskah kuno serta arsip Sumatra Barat yang tersimpan di Negara Kincir Angin itu yang dibawa Pemerintah Belanda di zaman kolonial.

"Dua perpustakaan besar di Leiden, yaitu Universitets Biliootheek Leiden dan Koninklijk Institut voor Taal- Land-en-Volkenkunde (KITLV) banyak menyimpan koleksi buku, naskah, brosur, pamflet, majalah, koran tua, sketsa, peta, surat-surat, foto, rekaman audio visual, jurnal serta beberapa catatan penting tentang Sumatra Barat," kata Suryadi di Padang, Senin.

Ia menyebutkan di Perpustakaan KITLV Leiden tersimpan surat undangan Palewaan Gala Datuak untuk Almarhum Tan Malaka dan piringan-piringan hitam lagu-lagu lama serta surat kabar edisi tempo dulu.

Menurut alumni Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas (Unand) itu, ditemukannya berbagai arsip dan naskah kuno Sumbar di Belanda yang dibawa ketika zaman Pemerintah Kolonial Belanda menunjukan lemahnya budaya arsip yang kita miliki.

"Karena itu, Pemerintah Sumatra Barat harus memprioritaskan upaya penyelamatan naskah kuno serta arsip Sumbar yang ada di Negara Kincir Angin tersebut mengingat hal itu merupakan bahan pembelajaran yang bernilai tinggi bagi generasi muda dimasa mendatang," lanjut dia.

Dikatakannya, dengan semakin majunya teknologi upaya penyelamatan terhadap benda-benda berharga itu mungkin dilakukan. "Salah satu langkah yang bisa diambil guna menyelamatkan arsip dan naskah kuno tersebut dengan menyimpannya dalam bentuk cakram dan mikro film," kata dia.

Selain itu, budaya arsip yang baik akan bisa membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan yang tepat.

Ia mencontohkan, jika pemerintah memiliki arsip tentang jumlah kreditur di Sumbar tahun 2011, maka bisa ditetapkan seperti apa kebijakan bidang ekonomi yang hendak digulirkan. Kemudian menurut dia bagaimana seorang peneliti 50 tahun mendatang akan bisa mengetahui apa yang terjadi di Sumbar jika tidak ada arsip yang tersimpan dengan baik dan rapi sebagai referensi.

Ia menambahkan, kesadaran mendokumentasikan dan mengarsipkan segala sesuatu berbanding lurus dengan tingkat kemajuan bangsa.

"Kemajuan bangsa tercermin dari sistem administrasi nasional yang tertib," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement