REPUBLIKA.CO.ID,
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta untuk lebih bekerja keras, hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Ahmad Muzani, di Gedung DPR RI, Senin (27/6), terkait hasil survei yang dirilis oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI).
"Agar pemerintah tetap berwibawa, tetap dipercaya masyarakat, saya meminta kepada pemerintah untuk bekerja keras. Jangan sampai popularitasnya merosot," kata Muzani.
Ia menyebutkan, turunnya kinerja pemerintah di mata masyarakat tidak ada kaitannya dengan kasus yang menimpa Partai Demokrat seperti kasus mantan Bendahara Umum PD Muhammad Nazaruddin. "Bukan karena Nazaruddin, tidak ada kaitannya," kata dia.
Ia menyebutkan, Presiden SBY selama ini tidak membuat terobosan penting, sehingga kepercayaan masyarakat pun sulit untuk dikembalikan. "Kecenderungannya terus menerus, kecuali ada terobosan besar yang dilakukan oleh pemerintah," katanya.
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan persepsi publik (responden-red) terhadap tingkat kepuasan atas kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menurun.
Peneliti senior dari LSI Sunarto dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu, mengatakan penurunan tersebut berdasar survei LSI pada 1-7 Juni 2011 dengan 1.200 responden di 33 provinsi, menggunakan teknik wawancara tatap muka dan tingkat kesalahan 2,9 persen.
Menurut Direktur Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP) itu, penurunan tingkat kepuasan masyarakat terhadap SBY mencapai 9,5 persen, yaitu dari tingkat kepuasaan sebanyak 56,7 persen yang pada Januari 2011 menjadi 47,2 persen pada Juni 2011.
"Tapi kepuasan pemilih atas kinerja SBY di desa mencapai 52,5 persen atau lebih tinggi dibanding responden di kota, yang hanya 38,9 persen," katanya.
Tingkat kepuasan atas kinerja SBY di kalangan responden yang berlatar belakang pendidikan tinggi (39,5 persen), pendididikan SLTA (44,1 persen), pendidikan SLTP (50,3 persen) dan pendidikan SD (54,0 persen).
Sunarto menjelaskan, kepuasan responden atas kinerja SBY disumbang oleh beberapa faktor, yakni tingkat kepuasan masyarakat atas dinamika ekonomi nasional, dinamika keadaan politik nasional, dinamika keadaan penegakan hukum nasional dan keamanan nasional.
Tingkat kepuasan publik atas kinerja SBY di bidang ekonomi, pada Juni 2011 mencapai 35,7 persen, di bidang politik (33,9 persen), di bidang penegakan hukum nasional (33,1 persen), dan di bidang keamanan nasional (14,9 persen).
Menurut Sunarto, penyebab menurunnya persepsi tingkat kepuasan publik atas kinerja SBY, antara lain banyaknya kasus bersar yang belum tuntas ditangani pemerintah, seperti kasus Bank Century, kasus pembunuhan aktivis HAM Munir, dan kasus dugaan suap atas Nazaruddin.
Selain itu, SBY dianggap tidak memiliki operator politik untuk membantunya menuntaskan masalah.
"Sebagai seorang presiden, SBY tentu berbicara pada level umum, sedangkan operator politiknya bertugas menuntaskan masalah secara mendetail," katanya.
Sunarto menambahkan, SBY memerlukan sebauah "big bang" atau sebuah "success story" untuk mengangkat kembali citra kinerjanya dan tingkat kepuasan publik atas kinerjanya, sehingga juga diharapkan mampu menaikkan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2014.