Ahad 05 Jun 2011 13:50 WIB

Kontras Nilai Negara Sengaja Jadikan Poso Daerah Konflik

Rep: A. Syalaby Ichsan/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) menyayangkan penembakan yang terjadi kepada tersangka teroris di Poso. Koordinator Kontras, Haris Azhar, mengungkap operasi ini bukan yang pertama dilakukan oleh pemerintah terhadap kelompok teroris disana.

Oleh karena itu, Haris menilai pemerintah (negara) sengaja menjadikan Poso sebagai daerah konflik. "Penyelesaian Poso sengaja digantungkan," katanya menegaskan melalui pesan singkat kepada Republika, Ahad (5/6).

Menurutnya, seringnya Poso menjadi sasaran tempat operasi terorisme, memperlihatkan betapa rekonsialisi tidak pernah dituntaskan oleh pemerintah. "Poso seperti dijadikan area permainan. Kasihan warga sipil disana," ungkapnya.

Haris menuding apabila pemerintah membiarkan kondisi ini terus terjadi di Poso, maka akan membuat semangat anti-negara kelompok terorisme semakin berkembang. Dampaknya, tutur Haris, potensi konflik akan terus terjadi di daerah yang dulunya bekas konflik tersebut.

Dua tersangka dalam daftar pencarian orang (DPO) penembakan polisi di Palu, Sulawesi Tengah, Fauzan dan Faruk alias Dayat, ditangkap dalam keadaan tewas, Sabtu (4/6) pagi.

Saat penangkapan, terjadi kontak senjata antara dua DPO, Fauzan dan Faruk, dengan tim Satgas Anti-Teror Mabes Polri dan Polda Sulteng di sekitar bukit Buyungkele, Poso, Sabtu (4/6) sekitar pukul 11.30 WITA. Akibatnya, dua DPO itu meninggal dunia dan tidak ada yang terluka di pihak anggota kepolisian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement