Rabu 23 Feb 2011 11:33 WIB

Menag Minta Waspadai Informasi Sesat Soal Agama

Suryadharma Ali
Suryadharma Ali

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Menteri Agama Suryadharma Ali mengimbau masyarakat untuk mewaspadai beredarnya informasi yang tidak akurat terkait berbagai kerusuhan berlatar belakang agama akhir-akhir ini. "Informasi-informasi yang salah perlu diwaspadai. Contohnya dalam peristiwa Temanggung yang menyebutkan tiga gereja dan sekolah luluh lantah begitu juga seorang romo yang dikabarkan luka-luka," ujarnya di Pekanbaru, Rabu (23/2).

Padahal, lanjut dia, ketika dirinya berada di lokasi keadaan yang sebenarnya tidaklah demikian. Ia menyebutkan memang gereja maupun sekolah itu rusak tetapi tidak parah, hanya plafonnya saja yang rusak dan cat yang menghitam. "Begitu juga dengan romo yang dikabarkan luka-luka tersebut, romo tersebut memang sedang tidak berada di tempat karena berada di Jakarta pada saat peristiwa tersebut berlangsung," jelasnya.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk menyaring informasi salah yang beredar, karena bisa menyebabkan terjadinya gesekan sosial di masyarakat. "Informasi bohong dan tidak akurat dapat mengundang kecurigaan dalam bermasyarakat. Oleh karena itu perlu diwaspadai," jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, masyarakat juga harus tetap menjaga keharmonisan dalam kehidupan beragama dan mewaspadai terjadinya gejolak dalam masyarakat. "Peristiwa Temanggung terjadi karena penghinaan agama Islam yang dilakukan seorang pemuda. Nah, persoalannya pemuda tidak jelas. Dia merupakan orang Jakarta yang hanya datang untuk menyebarkan pandangan yang menistakan. Masyarakat dalam hal ini perlu mewaspadainya, terutama informasi yang berasal dari seorang yang tidak ada relevansinya," imbuh dia.

Ia menyebutkan ada pihak-pihak yang menginginkan gejolak karena perbedaan agama terjadi di Indonesia. "Peran ulama atau tokoh agama dan FKUB sangat diperlukan untuk menjaga keharmonisan yang ada," kata Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement