Rabu 01 Dec 2010 06:53 WIB

Konflik Kekerasan Jadi Tema Ulang Tahun The Habibie Center

.
Foto: .
.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--The Habibie Center menjadikan persoalan konflik kekerasan sebagai tema utama dalam serangkaian acara yang digelar untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-11 lembaga independen nirlaba tersebut. "The Habibie Center mengangkat tema persoalan konflik kekerasan sebagai tema utama dari peringatan ulang tahun ke-11 ini," kata Ketua Dewan Pengurus Yayasan The Habibie Center, Ahmad Watik Pratiknya pada acara penganugerahan "Habibie Award 2010", di Jakarta, Selasa.

Ahmad Watik mengatakan pada saat ini kultur intoleransi dan konflik kekerasan tengah mengancam penegakan hak asasi manusia di Indonesia. Serangkaian konflik kekerasan terbuka di sejumlah wilayah di Indonesia telah mendatangkan kerugian material maupun non material.

"Persoalan konflik kekerasan ini telah mengantarkan kita semua pada sebuah persoalan besar yakni memudarnya kepercayaan di antara sesama anak bangsa," katanya.

Karena itu, The Habibie Center mencoba mengangkat tema tersebut dengan tujuan mendorong tumbuhnya kembali kesadaran di dalam diri bangsa. "Bangsa ini perlu diingatkan bahwa nilai-nilai kebersamaan, saling menghormati dan toleransi harus kembali menjadi kiblat utama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," katanya.

Dia juga menegaskan di masa mendatang, pihaknya akan terus berperan aktif dalam segala upaya untuk memajukan kehidupan demokrasi dan penghargaan terhadap nilai-nilai hak asasi manusia.

The Habibie Center didirikan pada tanggal 10 November 1999 sebagai kelanjutan dari cita-cita Presiden ketiga RI BJ Habibie untuk memajukan kehidupan berdemokrasi dan penghargaan terhadap hak asasi manusia di Indonesia.

Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah periode 2000-2005 Ahmad Syafii Maarif menjadi salah seorang dari empat penerima penghargaan Habibie Award dalam bidang harmonisasi kehidupan beragama. Selain Ahmad Syafii Maarif, tiga orang lainnya juga menerima penghargaan serupa.

Ketiga orang itu yakni Eniya Listiani Dewi yang memperoleh penghargaan dalam bidang ilmu rekayasa, Adrian Bernard Lapian dalam bidang ilmu kebudayaan dan Magnis Suseno dalam bidang harmonisasi kehidupan beragama.

sumber : Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement