Kamis 25 Jun 2020 14:37 WIB

Ilham Habibie: Kita Baru Bisa Membayangkan Normal Baru

Kita belum sepenuhnya dalam normal baru yang seimbang antara online dan offline.

Ketua Dewan Pembina The Habibie Center Ilham Akbar Habibie
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Ketua Dewan Pembina The Habibie Center Ilham Akbar Habibie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pembina The Habibie Center Ilham Akbar Habibie mengatakan, saat ini belum diketahui secara rinci dan ini yang kemungkinan disebut sebagai normal baru. Hal itu ia sampaikan ketika ia menjawab pertanyaan mengenai keseimbangan antara dunia offline dengan online atau online dengan onsite.

"Kita sudah bisa membayangkan apa itu normal baru, namun kita belum berada sepenuhnya karena kita masih sangat terkungkung dengan adanya kondisi serta situasi saat ini akibat ancaman pandemi Covid-19," kata Ilham Habibie dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (25/6).

Baca Juga

Ilham menekankan kembali, terdapat sejumlah efek akibat pandemi Covid-19. Salah satunya kehadiran teknologi di mana sudah sangat jelas hadirnya teknologi daring atau online menjadi keniscayaan dalam kehidupan apapun, baik di bisnis, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.

Ilham menilai pandemi Covid-19 telah membuat lompatan besar dalam transformasi digital dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia dan dunia. "Mungkin kita sudah menyadari kemajuan teknologi tersebut sejak lama. Namun, adanya Covid-19 ini seperti mengalami lompatan besar," kata dia.

"(Covid-19) membuat kita melompat selama beberapa tahun ke depan sehingga dengan segera kita harus melakukan hal tersebut karena kalau tidak maka kita tidak bisa menjalankan hidup sesuai dengan keinginan," ujar Ilham.

Sebelumnya pakar manajemen sumber daya manusia dan teknologi informasi Alex Denni menyebut Covid-19 sebagai global chief transformation officer tersukses. Sebab, Covid-19 berhasil mengakselerasi perubahan secara cepat dan radikal di seluruh dunia.

Sebelum masa pandemi Covid-19, dia mengakui, betapa sulitnya menginisiasi sebuah transformasi manajemen SDM akibat birokrasi dan prosedur yang cukup panjang. Alex Denni yang saat ini menjabat sebagai deputi SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN bercerita dirinya pernah menginisiasi flex time management di bank pada 2012.

Untuk menggolkan inisiasi itu, dia harus menghadapi rapat direksi lebih dari tiga kali. Kemudian, dia harus menjalankan pilot project terlebih dulu selama tiga bulan di tiga tempat.

Namun oleh Covid-19, hanya dalam hitungan dua pekan semua orang bisa bekerja dari rumah dan secara fleksibel. Ini tentu saja prestasi yang luar biasa, tidak ada chief transformation officer yang mampu mengalahkan perubahan yang berhasil dilakukan oleh pandemi Covid-19 ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement