Rabu 13 Oct 2010 06:37 WIB

Menteri PU: Pemindahan Wasior Belum Bisa Dipastikan

Menteri PU Djoko Kirmanto
Foto: Antara
Menteri PU Djoko Kirmanto

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menegaskan bahwa pemindahan Distrik Wasior, Papua Barat, yang hancur diterjang banjir bandang, belum bisa dipastikan. "Wasior dipindah mungkin saja, tapi belum bisa dipastikan," kata Djoko Kirmanto, disela-sela pembukaan Jambore Sanitasi, di Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (12/10).

Ia mengatakan bahwa pihaknya sedang menunggu keputusan pemerintah daerah setempat, untuk menentukan langkah berikutnya. Namun untuk saat ini pemerintah sedang menyusun rekontruksi pembangunan Wasior kembali, katanya. Menurut Djoko, sejak terjadinya banjir bandang pada 4 Oktober 2010, pihaknya telah mengirimkan tim relawan dan memberi bantuan obat-obatan bagi yang membutuhkan.

Menurut dia, saat ini kondisi di Wasior masih dalam tahan tanggap darurat dan akan berakhir pada 18 Oktober 2010. Selanjutnya, kata dia, akan memasuki tahap rehabilitasi dan rekontruksi pembangunan kembali. Ia juga menegaskan bahwa terjadinya banjir bandang tersebut bukan disebebabkan oleh 'illegal logging' atau pembalakan liar, namun karena adanya evolusi morfologi tanah.

"Berdasarkan pengamatan para ahli terjadinya bencana tersebut bukan karena 'illegal logging' tapi karena evolusi morfologi tanah," katanya. Evolusi morfologi, lanjut dia, bisa terjadi secara rutin dalam jangka waktu tertentu, namun tidak bisa dipastikan kapan waktunya. "Tapi jika ada 'illegal logging, maka kondisinya akan semakin parah," ujarnya.

Ia mengatakan pada 2008 hutan yang ada di Wasior, tidak berkurang, begitu juga yang terjadi pada tahun 2009 dan 2010. "Sepertinya tidak ada hutan konservasi yang berkurang," ujarnya. Ia menjelaskan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan meninjau langsung banjir bandang yang menerjang Wasior tersebut. "Besok (Rabu, 13/10) pagi Presiden akan berangkat ke Wasior," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement