REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN--Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Oegroseno memastikan senjata M16 yang ditemukan dari kawanan perampok di perbukitan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai adalah milik Polri yang dirampas dari Brigadir Immanuel Simanjuntak yang tewas dalam perampokan Bank CIMB Niaga.
Usai mengikuti upacara HUT TNI ke-65 di Lapangan Udara Medan, Selasa, Oegroseno mengatakan, kepastian itu diketahui karena nomor seri senjata M16 yang ditemukan tersebut sama dengan yang digunakan Immanuel yang dilarikan kawanan perampok tersebut.
Kawanan perampok itu tampaknya berupaya menghilangkan nomor seri senjata jenis M16 tersebut agar tidak dapat dikenali lagi. Meski demikian, pihaknya masih dapat mengenali nomor seri tersebut yang sama dengan senjata yang digunakan personel Satuan Brimob Polda Sumut itu. "Nomor sering berusaha dihapus tetapi masih dapat dibaca," kata Oegroseno.
Sebelumnya, kantor cabang pembantu Bank CIMB Niaga yang berlokasi di Jalan Aksara Medan disatroni kawanan perampok bersenjata api yang diperkirakan berjumlah 16 orang pada 18 Agustus 2010.
Selain melarikan uang sekitar Rp 400 juta, kawanan perampok itu menembak Brigadir Immanuel Simanjuntak yang bertugas di tempat dan membawa lari senjata yang digunakan personel Satuan Brimob Polda Sumut tersebut. Kelompok perampok itu juga menembak dua anggota Satpam Bank CIMB Niaga, M Fahmi (28) dan Muchdiantoro (30) yang luka serius dan dirawat intensif di RSU Permata Bunda dan RS Gleni Medan.
Pada 2 Oktober 2010, tim gabungan dari Satuan Brimob Polda Sumut, Polres Serdang Bedagai dan Polres Tebing Tinggi menyergap kawanan perampok di kawasan perbukitan Dolok Masihul. Dalam penyergapan tersebut, polisi menyita sejumlah barang bukti seperti satu pucuk AK 47, dua pucuk M16, dua pistol jenis FN, 700 butir amunisi dan empat magasin.