Ahad 24 Apr 2022 13:13 WIB

Pemetaan Masalah Drainase di Kota Malang Ditargetkan Tuntas Setelah Lebaran

Salah satu hambatan banjir adalah saluran tertutup yang sulit dipelihara

Rep: wilda fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Satgas Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUPR) Kota Malang tengah memperbaiki drainase, gorong-gorong dan avur.
Foto: dok. Pemkot Malang
Satgas Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUPR) Kota Malang tengah memperbaiki drainase, gorong-gorong dan avur.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Pemetaan masalah drainase di Kota Malang ditargetkan tuntas setelah Idul Fitri 2022. Hal ini diungkapkan dalam agenda Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bersama Tim Ahli Penyusunan Masterplan Drainase dari Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FTUB) di Auditoriu Teknik Pengairan UB, Sabtu (23/4/2022).

Guru Besar Teknik Pengairan UB, Profesor Muhammad Bisri mengatakan, salah satu hambatan dan tantangan banjir adalah saluran tertutup yang sulit dilakukan pemeliharaan. Kemudian alih guna fungsi lahan untuk resapan air menjadi permukiman. "Dan perubahan iklim yang berindikasi pada curah hujan yang sangat tinggi serta tidak menentu," ucap pria yang pernah menjabat sebagai Rektor UB ini.

Baca Juga

Pada kegiatan ini, tim ahli mengungkapkan data komparatif perkembangan area terbangun antara 2000 dan 2020. Hal ini terutama di sisi utara, timur laut, tenggara dan barat daya Kota Malang.  Data tersebut menjadi konsekuensi logis naiknya penduduk kota dari 756 ribu ke angka 843 ribu pada periode yang sama. 

Sementara itu, data BMKG Karangploso juga mengindikasikan kenaikan intensitas hujan hingga 23 persen. Kenaikannya dari 1.980 milimeter (mm) per tahun (2000) menjadi 2.567 mm per tahun (2020) yang tercatat di Stasiun Klimatologi Sukun. Kemudian 1.852 mm per tahun menjadi 2.303 mm/tahun sebagaimana tercatat pada Stasiun Klimatologi Ciliwung.

Pada kesempatan sama, Camat Lowokwaru, Joao Maria Gomes De Carvalho tak menampik, kondisi eksisting permukiman di tempatnya sangat padat. Sebab itu, menyumbang genangan yang signifikan karena resapan air sangat kurang. 

Menurut dia, pembersihan saluran yang banyak sedimen juga tidak mudah karena ada di antara bangunan. Namun prinsip pihaknya adalah siap membantu setiap saat.

Sementara itu, Camat Klojen, Heri Sunarko mengungkapkan sejumlah temuan titik genangan baru kepada tim ahli. Beberapa di antaranya di Jalan Ijen (dekat gereja), Kelurahan Oro-oro Dowo, Jalan Malaka, dan Jalan Sempu. "Satgas kami setiap hari selalu keliling memantau," ungkapnya.

Merespon masukan dan informasi tersebut, Ketua Tim Ahli FTUB Runi Asmaranto memastikan pihaknya akan menindaklanjuti dalam agenda pemetaan detail oleh beberapa tim yang diterjunkan setelah Lebaran 2022. Pihaknya juga akan segera membagikan Person In Charge (PIC) di tiap kecamatan. Hal ini bertujuan untuk menghimpun data, informasi dan rencana kerja survei setelah Lebaran.

Kepala Dinas PUPRPKP Kota Malang, Diah Ayu Kusumadewi mengharapkan tim surveyor dan jajaran Kecamatan dapat bersinergi dengan baik. Dengan demikian, pemetaan masalah dapat dirampungkan tak lama selepas Idul Fitri 2022. 

Hal yang pasti, Pemkot Malang berharap menyelesaikan masalah-masalah tersebut melalui master plan. Dalam hal ini termasuk inventarisasi kondisi eksisting, perhitungan kebutuhan drainase dengan mempertimbangkan tata ruang, plotting dan mapping peta detail. "Sampai indikasi program dan anggaran penataan berbasis Daerah Aliran Drainase (DAD) menuju zero genangan 2028," kata dia menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement