Ahad 17 Apr 2022 17:20 WIB

Turunkan Angka Stunting dengan Budi Daya Ikan di Kolam Terpal

Program ini telah dikenalkan sejak 2020 lalu melalui pelatihan dan bantuan prasarana

Rep: wilda fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Warga Kota Malang melakukan program pembudidaya ikan dalam ember (budikdamber) dan kolam terpal. Program ini ditunjukkan untuk menurunkan tingkat stunting di Kota Malang.
Foto: dok diskominfo malang
Warga Kota Malang melakukan program pembudidaya ikan dalam ember (budikdamber) dan kolam terpal. Program ini ditunjukkan untuk menurunkan tingkat stunting di Kota Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Tingkat konsumsi ikan di Kota Malang tercatat masih di angka 36,14 persen. Sebab itu, angka ini masih perlu terus ditingkatkan untuk mempercepat penurunan angka stunting yang angka prevalensinya terus ditekan hingga 9,9 persen pada 2021."Atau turun lima persen dari tahun sebelumnya," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispangtan Kota Malang, Sri Winarni di Kota Malang, Ahad (17/4/2022).

Untuk bisa mencapai hal tersebut, Pemkot Malang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang telah menggencarkan program pembudidaya ikan dalam ember (budikdamber) dan kolam terpal. Program ini telah dikenalkan sejak 2020 lalu melalui serangkaian pelatihan dan bantuan prasarana. 

Baca Juga

Perempuan disapa Win ini menilai, kedua metode tersebut cocok dikembangkan di wilayah perkotaan padat penduduk seperti Kota Malang. Pemberdayaan ini tidak memerlukan lahan luas tapi padat produksi dan relatif mudah pemeliharaannya.

Di samping itu, program ini juga menunjukkan nilai positif untuk peningkatan produksi ikan di Kota Malang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang peningkatan produksi ikan naik dari 144,29 ton (2020) ke 155,50 ton (2021). "Atau naik 7,7 persen," ucap perempuan berhijab ini.

Melihat hal tersebut, Win pun mendorong pengembangan budidaya perikanan perkotaan terus ditingkatkan. Hal ini penting mengingat memiliki nilai strategis dalam membangun sumber daya manusia yang sehat dan bermartabat.

Pada beberapa waktu lalu, Win juga mengungkapkan, warga sudah bisa mendapatkan hasil dari program tersebut. Mereka mulai bisa menikmati puluhan kilogram panen ikan jenis nila dan lele. Hal ini merupakan buah dari ketekunan mengembangkan perikanan perkotaan dari program yang difasilitasi Pemkot Malang.

Menurut Win, informasi tersebut menjadi kabar baik untuk Pemkot Malang. Pasalnya, Pemkot memang ingin terus mendorong konsumsi ikan untuk kecukupan gizi warga dan membantu menegah stunting. Selain itu, juga terdapat manfaat pemberdayaan ekonomi.

Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Dispangtan Kota Malang Kuncahyani menambahkan, total ada 90 warga yang dilatih pada 2020. Kemudian dilanjut dengan 175 orang warga dan kelompok urban farming PKK pada 2021 yang sudah diberikan pelatihan dan alat.

Adapun untuk kisaran panen budikdamber, kata dia, terdapat 15 hingga 20 kilogram. Kemudian untuk panen ikan dari kolam bisa mencapai 50 sampai 80 kilogram. "Sebagian saat ini sudah tebar benih lagi setelah panen. Kami akan terus dampingi agar berkesinambungan," katanya.

Terpisah, warga Polehan, Kota Malang, Budiono mengaku bersyukur karena sudah berhasil panen perdana sebanyak 81 kilogram. Budidayanya masih menyisakan 20 kilogram lagi di kolam dan sekarang sudah menebar benih kembali. Kedua tahap penebaran benih tersebut terdiri atas 1.800 ekor dan 1.600 ekor ikan.

Kisah sukses juga dikabarkan buruh asal Bandulan, Toha yang berhasil panen hingga 87 kilogram. Hasil ini langsung dibagikan ke warga saat ada acara kampung dan sebagian dijual. Saat ini, dia sudah melakukan persiapan penebaran benih kembali.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement