Senin 15 Dec 2025 22:48 WIB

BMKG: Curah Hujan Masih Tinggi, Pemulihan Kelistrikan Pascabanjir di Aceh Bertahap

Kondisi curah hujan di Aceh pada Desember 2025 masih intens.

Dua orang anak belajar mengaji dengan menggunakan penerangan panyot atau lampu minyak tradisonal di Desa Suak Raya, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Selasa (9/12/2025). Aliran listrik di sebagian daerah terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh masih padam atau belum normal sehingga warga terpaksa memanfaatkan jaringan listrik melalui generator set (genset) yang disediakan sejumlah warung kopi di kabupaten setempat.
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Dua orang anak belajar mengaji dengan menggunakan penerangan panyot atau lampu minyak tradisonal di Desa Suak Raya, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Selasa (9/12/2025). Aliran listrik di sebagian daerah terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh masih padam atau belum normal sehingga warga terpaksa memanfaatkan jaringan listrik melalui generator set (genset) yang disediakan sejumlah warung kopi di kabupaten setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Curah hujan yang masih tinggi di Aceh menjadi salah satu faktor yang harus diantisipasi pascabanjir, khususnya pada pemulihan sistem kelistrikan sehingga harus dilakukan secara bertahap dengan langkah hati-hati dan sinergi lintas sektor.

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto, mengatakan pada Desember 2025 curah hujan di Aceh, terutama di wilayah Tamiang, diperkirakan masih berada pada kisaran 300–400 mm per bulan.

Baca Juga

Kondisi tersebut, kata dia, berdampak langsung pada proses perbaikan infrastruktur yang terdampak banjir.

Curah hujan tinggi mengakibatkan pemulihan infrastruktur, terutama sistem kelistrikan, menjadi terhambat. "Oleh karena itu, proses pemulihan memang harus dilakukan secara bertahap,” dalam keterangannya di Jakarta, Senin (15/12/2025).

Menurut Guswanto, hujan yang terus terjadi setelah banjir menimbulkan tantangan tersendiri dalam percepatan pemulihan jaringan listrik.

Tanah yang masih jenuh air, akses jalan yang belum sepenuhnya pulih, serta kondisi cuaca yang tidak stabil dapat memperlambat mobilisasi petugas dan peralatan ke lokasi terdampak.

“Meski demikian, pihak PLN telah memiliki prosedur penanganan khusus dalam proses pemulihan kelistrikan di daerah bencana,” katanya.

Berdasarkan data BMKG, secara umum kondisi curah hujan di Aceh pada Desember 2025 diperkirakan masih berada pada kategori hujan intens.

Peta prakiraan menunjukkan sebagian besar wilayah Sumatra bagian utara, termasuk Aceh, masih didominasi oleh curah hujan yang relatif tinggi.

Kondisi tersebut menandakan bahwa aktivitas hujan masih berlangsung secara konsisten sepanjang Desember 2025, seiring dengan puncak musim hujan di wilayah barat Indonesia. Oleh karena itu, Guswanto menekankan pentingnya kewaspadaan semua pihak, baik pemerintah daerah maupun masyarakat.

Dia menyebut, hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang panjang berpotensi meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi susulan, seperti banjir, genangan, dan tanah longsor.

Risiko ini terutama perlu diwaspadai di wilayah dataran rendah, daerah aliran sungai, serta kawasan perbukitan,” 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement