REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Danantara akan menjalin kerja sama strategis, untuk mendorong hilirisasi dan percepatan alih teknologi. Hal ini disepakati dalama pertemuan, Jumat (28/11/2025).
Kepala BRIN Prof Arif Satria pun telah memaparkan tiga jalur kontribusi riset untuk memperkuat industri nasional kepada Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani.
Arif menyampaikan, kontribusi lembaganya dibangun melalui tiga jalur utama. Pertama ialah penguatan riset untuk UMKM dan program-program akar rumput.
“BRIN akan memperkuat pertumbuhan 8 persen melalui kontribusi riset dan inovasi untuk UMKM, Koperasi Merah Putih, Kampung Nelayan, MBG, dan untuk program-program grassroots,” ujarnya dalam keterangan yang dikutip Senin (1/12/2025).
Jalur kedua diarahkan untuk memperkuat riset dan pengembangan bagi BUMN strategis di bawah Danantara, khususnya sektor kedirgantaraan, perkapalan, pertahanan, dan energi. Arif menekankan BRIN siap mendukung kebutuhan riset yang relevan dengan arah pembangunan industri nasional.
“Intinya saya datang ke sini untuk memperkuat kerja sama R&D untuk menunjang misi Danantara yang sangat mulia membangun industri nasional yang kuat,” katanya.
Jalur ketiga berfokus pada percepatan transfer teknologi dari investasi asing. Arif menilai strategi bersama diperlukan agar Indonesia tidak terjebak pada posisi sebagai perakit, melainkan turut menguasai teknologi inti.
“Percepatan alih teknologi ini menurut saya perlu strategi dan kekompakan antara BRIN dengan Danantara,” ujarnya.
CEO Danantara Roslan Roeslani menyambut baik langkah BRIN dan menegaskan, peran Danantara memastikan setiap investasi industri membawa nilai tambah teknologi bagi Indonesia. Ia menyatakan hilirisasi hanya efektif jika disertai penguatan R&D nasional.
“Sesuai arahan Bapak Presiden, investasi di Danantara itu ada minimum return yang kita harapkan above our cost of capital, tetapi kalau ada transfer of technology dan creating more jobs, kita willing to accept lower return. Jadi alih teknologi menjadi sangat penting,” ujar Roslan.
Ia menyebutkan berbagai sektor termasuk transportasi, perkapalan, pangan, dan ekosistem kendaraan listrik, tengah disiapkan untuk penguatan R&D bersama BRIN.
“Mereka terbuka untuk kerja sama riset. Kita sudah meminta supaya riset battery bisa dilakukan bersama BRIN,” katanya