Jumat 14 Nov 2025 23:42 WIB

Pedagang Obat di Pasar Pramuka Mengaku Mendapat Intimidasi Agar Menutup Kiosnya

Aksi intimidasi pedangan Pasar Pramuka viral di media sosial.

Suasana Pasar Pramuka, Jakarta, Jumat (14/11/2025). Sejumlah pedagang obat dan alat kesehatan di Pasar Pramuka menutup toko secara serempak akibat kenaikan harga sewa sekaligus bentuk solidaritas. Para pedagang tersebut memprotes biaya sewa yang dinilai memberatkan. Perumda Pasar Jaya melakukan penyesuaian harga perpanjangan hak pemakaian tempat usaha untuk menjaga keseimbangan antara keberlanjutan usaha pedagang dan keberlangsungan pengelolaan pasar yang sehat secara ekonomi.
Foto: Republika/Prayogi
Suasana Pasar Pramuka, Jakarta, Jumat (14/11/2025). Sejumlah pedagang obat dan alat kesehatan di Pasar Pramuka menutup toko secara serempak akibat kenaikan harga sewa sekaligus bentuk solidaritas. Para pedagang tersebut memprotes biaya sewa yang dinilai memberatkan. Perumda Pasar Jaya melakukan penyesuaian harga perpanjangan hak pemakaian tempat usaha untuk menjaga keseimbangan antara keberlanjutan usaha pedagang dan keberlangsungan pengelolaan pasar yang sehat secara ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pedagang obat di Pasar Pramuka, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur yang kiosnya tidak terkena dampak penutupan sementara oleh Perumda Pasar Jaya mendapat intimidasi dari sejumlah orang. Aksi itu pun viral di media sosial Instagram @warungjurnalis, terlihat beberapa oknum meminta pemilik toko untuk segera menghentikan aktivitas berjualan.

Dalam unggahan tersebut, pemilik kios yang berjualan hanya bisa berdiam diri setelah diminta untuk menutup tokonya. "Kamu legal tidak di sini? Alat kesehatan (yang dijual) kamu kira kamu legal jualan di sini?," kata salah satu orang yang mengintimidasi pedagang di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (14/11/2025).

Baca Juga

Pria berkaos putih itu menjadi tontonan pedagang lain. Pria berkemeja abu-abu itu juga meminta agar mengikuti pengurus untuk tidak berjualan semuanya.

"Jangan mentang-mentang, di sini tidak ada yang legal loh, di sini ilegal semua, kamu tahu kan," ucap pria berkemeja abu-abu itu.

Sementara itu, Pedagang berinisial LT (37) mengaku, dirinya dipaksa menutup toko sebagai bentuk solidaritas menolak revitalisasi Pasar Pramuka yang dijalankan Perumda Pasar Jaya.

"Kemarin itu banyak toko yang dipaksa tutup oleh mereka yang menyebut sebagai perwakilan pedagang atas nama tim 15. Padahal hari itu kita sedang banyak melayani pesanan," katanya di Jakarta.

Akibat aksi penutupan paksa oleh oknum yang mengaku sebagai pengurus pedagang, dirinya mengalami kerugian yang cukup besar. Pesanan yang masuk tak bisa terlayani dengan baik apalagi semua pedagang diminta tidak berjualan hari ini.

"Gara-gara tutup sampai hari ini kami rugi puluhan juta. Kalau begini siapa yang mau tanggung jawab," ucap LT.

Dia pun menyayangkan aksi penolakan harga kios yang selama ini disuarakan oleh beberapa pedagang karena membuat pemasukannya hilang.

"Mereka (mafia kios) itu yang menolak revitalisasi, kami pedagang mendukung penuh, karena kan ini untuk kebaikan kami ke depannya," ujar LT.

Dia berharap, dirinya bisa berjualan seperti biasa untuk menyambung hidup keluarga dan bisa membayar gaji para pegawainya setiap bulan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement