REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyambut baik langkah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) bersama Yayasan Warga Bumiputra Indonesia yang membuka peluang bagi lulusan sekolah rakyat untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas Tianjin. Ia menilai inisiatif ini merupakan terobosan penting dalam memperluas akses pendidikan sekaligus meningkatkan kesejahteraan keluarga penerima manfaat program sekolah rakyat.
Mensos menjelaskan, program yang digagas Presiden Prabowo Subianto itu dirancang sebagai pusat pengentasan kemiskinan terpadu. Dalam skema ini, anak-anak dari keluarga miskin ekstrem mendapatkan pendidikan gratis di sekolah berasrama, sedangkan orang tua mereka diberdayakan melalui Koperasi Desa Merah Putih, program rumah layak huni, serta jaminan sosial.
“Kami menyambut baik ketika Pak Boy dan Pak Hendro menyebut sebagian lulusan sekolah rakyat, insyaallah, nanti bisa diberi peluang melanjutkan kuliah ke Universitas Tianjin. Dengan begitu, selain anaknya sekolah, keluarganya pun mendapat kesempatan meningkatkan taraf hidup,” ujar tokoh yang akrab disapa Gus Ipul itu dalam acara peluncuran Program Beasiswa Dharma Bumiputra di Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Mensos menerangkan, sekolah rakyat kini telah beroperasi di 160 titik di seluruh Indonesia dengan total hampir 16 ribu siswa dari keluarga miskin ekstrem. Tahun depan, jumlah siswa ditargetkan mencapai 40 ribu, dan pada 2027 meningkat hingga 100 ribu sebelum mencapai kapasitas maksimal 500 ribu siswa. Menurutnya, sekolah ini menjadi wadah pendidikan sekaligus sarana pemberdayaan yang menyentuh seluruh aspek kehidupan keluarga miskin.
Dalam pandangannya, kerja sama pendidikan lintas negara yang diinisiasi Yayasan Warga Bumiputra Indonesia, KIKT, dan Universitas Tianjin memberikan dimensi baru bagi pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Lulusan sekolah rakyat ke depan diharapkan tidak hanya berhenti di jenjang SMA, tetapi juga memiliki kesempatan menempuh pendidikan tinggi dan meningkatkan mobilitas sosial.
Ketua KIKT, Garibaldi Thohir, menegaskan pihaknya akan memfasilitasi pengiriman 50 penerima Beasiswa Dharma Bumiputra setiap tahun ke Universitas Tianjin. Selain itu, KIKT juga akan mengirim 20 tenaga pengajar dan profesional untuk mengikuti pelatihan di universitas yang sama sebagai bagian dari upaya memperkuat riset dan transfer pengetahuan antarnegara.